Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak mentah berhasil rebound pada perdagangan hari ini. Namun, kekhawatiran atas pembatasan virus corona yang dikombinasikan dengan aktivitas pabrik yang melambat di negara-negara pembeli utama membatasi kenaikan harga.
Selasa (3/8) pukul 08.35 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Oktober 2021 naik 24 sen atau 0,3% ke level US$ 73,13 per barel.
Serupa, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman September 2021 menguat 0,4% menjadi US$ 71,52 per barel.
Kedua harga minyak acuan tersebut anjlok lebih dari 3% pada perdagangan hari Senin (2/8).
Analis ANZ dalam sebuah catatan menyoroti risiko ekonomi yang bangkit kembali karena pandemi virus corona bagi konsumen minyak utama China. "Kasus varian Delta yang sangat menular telah muncul di 14 dari 32 provinsi. Ini bisa melihat pembatasan mobilitas lebih lanjut diperkenalkan," tulis analis ANZ.
Baca Juga: Minyak anjlok lebih dari 3%, terseret kekhawatiran permintaan dan lonjakan produksi
Mereka juga menandai aktivitas manufaktur yang melambat sebagai perhatian utama, baik bagi China maupun Amerika Serikat.
"Aktivitas ekonomi China terus mereda pada Juli, dengan Indeks Manajer Pembelian Manufaktur resmi turun menjadi 50,4 dari 50,9 pada Juni," kata ANZ.
Aktivitas manufaktur juga melambat di AS, dengan indeks ISM jatuh ke 59,5, ini jadi angka terendah sejak Januari 2021, setelah pada Juni lalu berada di level 60,6.
Sementara itu, Iran akan segera menanggapi setiap ancaman terhadap keamanannya, kata kementerian luar negeri di awal pekan ini. Hal itu terjadi setelah Amerika Serikat, Israel dan Inggris menyalahkan Teheran atas serangan terhadap sebuah kapal tanker yang dikelola Israel di lepas pantai Oman.
Di tempat lain, persediaan minyak mentah dan produk AS kemungkinan turun minggu lalu dengan stok sulingan dan bensin diprediksi turun untuk minggu ketiga berturut-turut, jajak pendapat awal Reuters menunjukkan pada hari Senin.
Selanjutnya: Bursa Asia bervariasi sambil menanti suku bunga Australia dan terseret Wall Street
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News