kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45912,55   3,24   0.36%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak naik tipis, WTI menguat 0,2% dan Brent menanjak 0,5% di pagi ini (28/7)


Selasa, 28 Juli 2020 / 09:27 WIB
Harga minyak naik tipis, WTI menguat 0,2% dan Brent menanjak 0,5% di pagi ini (28/7)
ILUSTRASI. Harga minyak mentah naik tipis


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - MELBOURNE. Harga minyak mentah kembali naik untuk hari ketiga berturut-turut pada hari ini. Pendukung utama bagi harga emas hitam ini datang dari prospek kenaikan permintaan setelah Amerika Serikat (AS) kembali menggelontorkan stimulus untuk merangsang pemulihan ekonomi.

Sokongan lain bagi harga minyak mentah juga berkat pelemahan dolar AS, yang membuat harga minyak lebih murah untuk pembeli yang menggunakan mata uang selain the greenback

Mengutip Reuters, Selasa (28/7) pukul 09.13 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent kontrak pengiriman September 2020 naik 22 sen, atau 0,5% menjadi US$ 43,63 per barel. Ini menambah kenaikan 0,2% yang terjadi pada sesi sebelumnya. 

Baca Juga: Harga minyak naik, ditopang langkah stimulus AS

Setali tiga uang, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman September 2020 juga menguat tipis 0,2% ke US$ 41,68 per barel. Pada sesi sebelumnya, harga minyak WTI sudah menguat 0,75%.

Katalis utama bagi laju harga minyak datang setelah Senat dari partai Republik mengusulkan paket bantuan untuk virus corona senilai US$ 1 triliun. Stimulus ini digunakan untuk merevitalisasi ekonomi dengan memperluas tunjangan pengangguran yang diprediksi kembali naik di akhir pekan ini. 

Untuk membantu stimulus, panel pengaturan kebijakan Federal Reserve juga akan bertemu pada hari ini dan Rabu (29/7), di mana bank sentral diprediksi tetap mempertahankan suku bunga mendekati nol untuk tahun-tahun mendatang.

"Harga minyak akan terus menarik dukungan dari kebijakan dovish The Fed, yang melihat dolar AS bergerak lebih rendah," kata Market Strategist AxiCorp Stephen Innes dalam sebuah catatan.

Indeks dolar AS telah turun ke level terendah dalam hampir dua tahun. Ini membuat the greenback melemah  terhadap sejumlah mata uang utama lainnya. 

Di samping itu, lonjakan dalam kasus virus corona di Negeri Paman Sam terutama di negara bagian Florida dan California kini telah episentrum pandemi sebelumnya, yakni New York.

"Agar harga minyak menembus lebih tinggi, harus ada perataan signifikan dari kurva jumlah kasus di kawasan selatan AS," kata Innes.

Baca Juga: Harga emas terus melonjak, dipicu pelemahan dolar dan kekhawatiran pemulihan ekonomi

Pelaku pasar juga akan mengawasi data inventaris AS yang akan keluar dari grup industri American Petroleum Institute (API) pada hari ini. Lima analis yang di survei Reuters memperkirakan, stok produk olahan diperkirakan menurun di pekan lalu, sementara stok minyak mentah diperkirakan akan tetap stabil.

Di sisi bawah untuk permintaan bahan bakar, maskapai berbiaya rendah terbesar di Eropa, Ryanair, pada hari Senin memangkas target penumpang tahunannya sebesar seperempat setelah pemesanan terpukul dalam beberapa hari terakhir, dan memperingatkan bahwa gelombang kedua infeksi Covid-19 dapat menurunkannya lebih jauh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×