Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak naik tipis setelah kemarin menyentuh level terendah sejak awal Januari 2019. Rabu (5/2) pukul 7.16 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret 2020 di New York Mercantile Exchnage naik 0,14% ke US$ 49,68 per barel.
Harga minyak ini naik tipis dari harga penutupan perdagangan kemarin pada US$ 49,61 per barel. Kemarin, harga minyak WTI turun 1%. Harga minyak turun dalam lima hari perdagangan berturut-turut sebelum akhirnya naik tipis pada pagi ini.
Sejalan, kemarin harga minyak brent untuk pengiriman april 2020 di ICE Futures turun 0,90% ke US$ 53,96 per barel. Ini adalah penurunan dalam empat hari perdagangan berturut-turut. Harga minyak brent ini pun mencapai level terendah sejak awal Januari 2019.
Baca Juga: Korban virus corona di luar China bertambah, kekhawatiran dampak ekonomi kian menjadi
"Saya rasa kekhawatiran penurunan permintaan masih menjadi pemberat pasar minyak," kata Gene McGillian, vice president of market research Tradition Energy kepada Reuters.
China menjadi salah satu pembeli komoditas terbesar dunia, termasuk minyak mentah. Wabah virus corona yang menyebabkan isolasi sejumlah kota dan penghentian aktivitas pabrik menjadi salah satu penyebab permintaan bis turun.
Sementara OPEC+ mempertimbangkan pemangkasan produksi minyak lebih lanjut sebesar 500.000 barel per hari. Tapi, rencana ini belum tentu disepakati penuh di tengah ketidakpastian jangka waktu krisis virus corona.
Baca Juga: Wall Street melesat, Dow Jones mencatat kenaikan harian tertinggi dalam lima bulan
"Jika OPEC yakin wabah bisa ditangani dengan pemulihan efek yang lebih cepat, maka para produsen minyak memiliki opsi untuk mempertahankan kondisi pemangkasan sekarang," kata Harry Tchilinguirian, global head of commodity strategy BNP Paribas kepada Reuters.
Sementara Brian Gilvary, BP finance chief mengatakan bahwa dampak ekonomi virus corona akan mengurangi konsumsi sepanjang tahun ini sekitar 300.000 barel per hari hingga 500.000 barel per hari. Angka ini kurang lebih sekitar 0,5% permintaan global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News