kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.501.000   -95.000   -3,66%
  • USD/IDR 16.797   -8,00   -0,05%
  • IDX 8.595   -49,56   -0,57%
  • KOMPAS100 1.186   -9,70   -0,81%
  • LQ45 844   -8,34   -0,98%
  • ISSI 307   -1,18   -0,38%
  • IDX30 436   -3,29   -0,75%
  • IDXHIDIV20 508   -5,65   -1,10%
  • IDX80 132   -1,17   -0,88%
  • IDXV30 138   -0,51   -0,37%
  • IDXQ30 140   -1,10   -0,78%

Harga Minyak Naik di Tengah Ketegangan Ukraina dan Yaman


Selasa, 30 Desember 2025 / 05:31 WIB
Harga Minyak Naik di Tengah Ketegangan Ukraina dan Yaman
ILUSTRASI. NIGERIA-NNPC/OIL (REUTERS/Afolabi Sotunde). Kenaikan harga minyak dipicu tuduhan serangan drone Rusia ke Putin dan situasi Yaman, sementara impor China juga memperketat pasokan global.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - Harga minyak dunia ditutup menguat lebih dari 2% pada Senin (29/12/2025) seiring meningkatnya ketegangan geopolitik di Ukraina dan kawasan Timur Tengah yang memicu kekhawatiran terhadap pasokan energi global.

Kontrak berjangka Brent naik US$ 1,30 atau 2,1% menjadi US$ 61,94 per barel. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat menguat US$ 1,34 atau 2,4% menjadi US$ 58,08 per barel.

Kenaikan harga terjadi setelah Rusia menuduh Ukraina melancarkan serangan drone ke kediaman Presiden Vladimir Putin di wilayah utara Rusia.

Baca Juga: Harga Minyak Naik Pasca Serangan Ukraina Menghantam Fasilitas Energi Rusia

Pemerintah Moskow menyatakan akan meninjau kembali posisinya dalam pembicaraan perdamaian. Ukraina membantah klaim tersebut dan menyebut Rusia hanya mencari alasan untuk melakukan serangan lanjutan.

Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan telah mencapai kemajuan signifikan dalam pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Kedua negara berencana menggelar pertemuan lanjutan pekan depan untuk membahas langkah penghentian perang.

Di sisi lain, pasar minyak juga mencermati kondisi di Yaman. Gelber & Associates dalam catatannya menyebutkan bahwa serangan udara terbaru Arab Saudi di Yaman kembali menyoroti risiko gangguan pasokan.

Koalisi pimpinan Saudi memperingatkan akan menindak setiap manuver militer kelompok separatis di Provinsi Hadramaut yang dapat mengganggu upaya de-eskalasi.

Baca Juga: Harga Minyak Naik Senin (29/12) Pagi: Brent ke US$61,21 dan WTI ke US$57,28

Ketegangan meningkat sejak bentrokan yang menewaskan dua anggota pasukan separatis pada Kamis lalu, diikuti serangan udara Saudi ke markas kelompok tersebut pada Jumat pagi, menurut sumber Reuters.

Selain faktor geopolitik, pasar turut terdukung oleh meningkatnya impor minyak mentah China melalui jalur laut yang semakin memperketat pasokan global.

Analis UBS Giovanni Staunovo menyebut harga Brent memiliki batas bawah di sekitar US$60 per barel, dengan potensi pemulihan pada 2026 seiring perlambatan pertumbuhan pasokan dari non-OPEC+.

Pelaku pasar kini menunggu data resmi stok minyak AS untuk pekan yang berakhir 19 Desember. Laporan tersebut dilaporkan mengalami penundaan tanpa adanya jadwal rilis baru.

Baca Juga: Harga Minyak Naik 2% Imbas Persediaan AS Turun, Fokus Tertuju pada Perdamaian Ukraina

Hasil jajak pendapat Reuters memperkirakan persediaan minyak mentah AS turun, sementara stok bensin dan distilat berpotensi meningkat. 

Selanjutnya: Kinerja Reksadana Syariah Bakal Terpacu Pemangkasan Bunga

Menarik Dibaca: Ternyata Ini 6 Tanda Anda Punya Sifat Dewasa, Bukan dari Umur Lho

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×