kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga minyak naik di tengah harapan stimulus AS guna kerek permintaan bahan bakar


Selasa, 29 Desember 2020 / 11:30 WIB
Harga minyak naik di tengah harapan stimulus AS guna kerek permintaan bahan bakar
ILUSTRASI. harga minyak kembali memanas


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak mentah kembali menguat di tengah ekspektasi meningkatnya permintaan bahan bakar karena Amerika Serikat (AS) dapat menambah pembayaran bantuan pandemi Covid-19 untuk individu. Turut menopang harga minyak datang dari kesepakatan Brexit yang ditetapkan untuk menstabilkan perdagangan antara Eropa dan Inggris.

Selasa (29/12) pukul 11.10 WIB, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Februari 2021 naik 23 sen atau 0,5% menjadi US$ 51,09 per barel. 

Serupa, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Februari 2021 juga bertambah 23 sen, atau 0,5% ke level US$ 47,85 per barel.

Baca Juga: Harga minyak mentah naik 0,7%, di tengah penguat pada bursa saham Asia

"Pasar mulai merasa jenuh jelang Tahun Baru, tetapi hari ini minyak mendapat dukungan dari pasar berisiko yang lebih luas karena bursa saham yang melonjak akibat prospek kenaikan stimulus AS," kata Stephen Innes, kepala strategi pasar global di Axi. 

"Namun, untuk pasar minyak, keuntungan dapat dibatasi karena varian baru virus corona dan pertemuan OPEC yang overhang," lanjut dia.

Minyak mentah naik seiring dengan kenaikan pada bursa saham Asia, dengan saham Jepang mencapai level tertinggi dalam 30 tahun. Ini terjadi setelah meningkatnya minat investor terhadap aset berisiko karena Dewan Perwakilan Rakyat AS memilih untuk menaikkan pembayaran bantuan pandemi menjadi US$ 2.000 dari US$ 600. 

Saat ini, pelaku pasar masih menanti hasil pemilihan suara di Senat untuk keputusan tersebut.

Stok minyak mentah AS diperkirakan turun pada minggu lalu. Sementara persediaan produk kilang kemungkinan naik, berdasarkan hasil jajak pendapat Reuters di awal pekan ini.

Lima analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan, secara rata-rata, stok minyak mentah AS kemungkinan turun 2,1 juta barel dalam pekan yang berakhir 25 Desember.

Namun, kekhawatiran atas penguncian virus corona masih membatasi keuntungan harga emas hitam ini

Varian baru virus corona di Inggris telah menyebabkan penerapan kembali pembatasan pergerakan. Bahkan sejumlah negara sudah melakukan pengetatan dengan menutup perbatasan dengan Inggris.

Diperkirakan hal ini akan menghambat permintaan dalam jangka pendek dan membebani harga minyak. Di sisi lain, rawat inap dan infeksi Covid-19 kembali melonjak di beberapa bagian Eropa dan Afrika.

Baca Juga: Harga emas spot menguat ke US$ 1.877 per ons troi jelang tengah hari ini (29/12)

OPEC+ akan kembali mengadakan pertemuan pada 4 Januari mendatang. Sebelumnya, OPEC+ sudah memutuskan untuk mengurangi rekor penurunan produksi minyak yang dibuat tahun ini guna mendukung pasar. 

Grup tersebut akan meningkatkan produksi sebesar 500.000 barel per hari (bpd) mulai bulan Januari dan Rusia mendukung peningkatan lain dengan jumlah yang sama pada bulan Februari.

Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan pada hari Senin bahwa dia memperkirakan akan ada permintaan minyak tambahan 5 juta hingga 6 juta barel per hari pada tahun 2021, yang belum sepenuhnya pulih dari pandemi.

Selanjutnya: Industri properti diprediksi tumbuh pada 2021 mendatang, ini alasannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×