Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak kembali menguat untuk ketiga kalinya dalam empat sesi terakhir. Harga minyak mendapat sokongan dari ekspektasi meningkatnya permintaan bahan bakar karena Amerika Serikat (AS) dapat memperluas pembayaran bantuan pandemi dan kesepakatan Brexit yang ditetapkan untuk menstabilkan perdagangan antara Eropa dan Inggris.
Selasa (29/12) pukul 09.15 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Februari 2021 naik 36 sen atau 0,7% menjadi US$ 51,22 per barel.
Serupa, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Februari 2021 juga menguat 34 sen atau 0,7% ke level US$ 47,96 per barel.
Minyak mentah naik seiring dengan kenaikan di bursa saham Asia, dengan saham Jepang mencapai level tertinggi dalam 29 tahun. Ini terjadi karena meningkatnya selera risiko investor setelah Dewan Perwakilan Rakyat AS memilih untuk menaikkan pembayaran bantuan pandemi menjadi US$ 2.000 dari US$ 600.
Baca Juga: Harga minyak turun ke US$ 47, terbebani kekhawatiran akan rendahnya permintaan
Saat ini, investor masih menanti hasil pemungutan suara di Senat.
Keperkasaan harga emas juga bertambah dari proyeksi pengetatan stok minyak mentah di Negeri Paman Sam tersebut.
Stok minyak mentah AS diperkirakan turun pada minggu lalu. Sementara persediaan produk kilang kemungkinan naik, berdasarkan hasil jajak pendapat Reuters di awal pekan ini.
Lima analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan, secara rata-rata, stok minyak mentah AS kemungkinan turun 2,1 juta barel dalam pekan yang berakhir 25 Desember.
Namun, kekhawatiran atas penguncian virus corona masih membatasi keuntungan harga emas hitam ini
Varian baru virus corona di Inggris telah menyebabkan penerapan kembali pembatasan pergerakan. Bahkan sejumlah negara sudah melakukan pengetatan dengan menutup perbatasan dengan Inggris.
Diperkirakan hal ini akan menghambat permintaan dalam jangka pendek dan membebani harga minyak. Di sisi lain, rawat inap dan infeksi Covid-19 kembali melonjak di beberapa bagian Eropa dan Afrika.
Baca Juga: Dolar AS kembali melemah, emas spot menguat 0,5% ke US$ 1.880 per ons troi
OPEC+ akan kembali mengadakan pertemuan pada 4 Januari mendatang. Sebelumnya, OPEC+ sudah memutuskan untuk mengurangi rekor penurunan produksi minyak yang dibuat tahun ini guna mendukung pasar.
Grup tersebut akan meningkatkan produksi sebesar 500.000 barel per hari (bpd) mulai bulan Januari dan Rusia mendukung peningkatan lain dengan jumlah yang sama pada bulan Februari.
Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan pada hari Senin bahwa dia memperkirakan akan ada permintaan minyak tambahan 5 juta hingga 6 juta barel per hari pada tahun 2021, yang belum sepenuhnya pulih dari pandemi.
Selanjutnya: IHSG melaju 0,11% di awal perdagangan Selasa (29/12), sektor infrastruktur motornya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News