kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Naik 5% Sepekan, Sanksi Uni Eropa Terhadap Rusia Bisa Menekan Pasokan


Jumat, 06 Mei 2022 / 16:26 WIB
Harga Minyak Naik 5% Sepekan, Sanksi Uni Eropa Terhadap Rusia Bisa Menekan Pasokan
ILUSTRASI. Harga minyak WTI dan minyak Brent mencapai level tertinggi dalam enam pekan berturut-turut.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak naik pada Jumat (6/5) sore. Pukul 16.15 WIB, harga minyak WTI kontrak Juni 2022 di Nymex menguat 1,56% menjadi US$ 109,95 per barel. Dalam sepekan, harga minyak acuan Amerika Serikat (AS) ini melonjak 5,02%.

Sedangkan harga minyak Brent kontrak Juli 2022 di ICE Futures hari ini menguat 1,60%. Dalam sepekan, harga minyak acuan internasional ini menguat 5,16%.

Harga minyak WTI mencapai level tertinggi dalam enam pekan berturut-turut atau sejak 28 Maret 2022. Harga minyak Brent pun mencapai level tertinggi dalam periode yang sama. Kekhawatiran pengetatan pasokan menopang harga menjelang embargo Uni Eropa yang akan datang terhadap minyak Rusia.

Baca Juga: Harga Emas Berbalik Menguat Hari Ini Tapi Masih Turun Dalam Sepekan Terakhir

Brent dan WTI berada di jalur kenaikan untuk minggu kedua berturut-turut, didukung oleh proposal Uni Eropa untuk menghentikan pasokan minyak mentah Rusia dalam enam bulan dan produk olahan pada akhir 2022. Proposal ini juga mengajukan larangan semua pengiriman untuk mengangkut minyak Rusia. Rencana tersebut masih membutuhkan dukungan suara bulat dari 27 negara di blok tersebut.

"Ada kekhawatiran atas pertumbuhan global dan apa artinya itu bagi permintaan minyak," kata Warren Patterson yang mengepalai penelitian komoditas ING kepada Reuters. Dia menambahkan, larangan Uni Eropa yang membayangi minyak Rusia lebih berdampak daripada kekhawatiran pertumbuhan sehingga membatasi penurunan harga.

Saham Wall Street jatuh pada hari Kamis (5/5) karena investor khawatir bahwa kebijakan bank sentral yang agresif di seluruh dunia yang bertujuan untuk menekan inflasi dapat membelenggu pertumbuhan. Bank of England hari Kamis memperingatkan bahwa Inggris berisiko mengalami resesi ganda dan inflasi di atas 10% karena menaikkan suku bunga ke level tertinggi sejak 2009, naik seperempat poin persentase menjadi 1%.

Baca Juga: Wall Street Anjlok, Nasdaq Terjun 5% Terkena Aksi Jual Akibat Kenaikan Suku Bunga

Sementara OPEC+ akan meningkatkan produksi Juni sebesar 432.000 barel per hari. Keputusan ini sejalan dengan rencananya untuk melonggarkan pembatasan yang dibuat ketika pandemi menekan permintaan.

Investor juga mengincar permintaan yang lebih tinggi dari AS pada musim gugur ini karena Washington mengumumkan rencana untuk membeli 60 juta barel minyak mentah untuk persediaan daruratnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×