Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas berbalik menguat pada Jumat (6/5) sore. Pukul 16.00 WIB, harga emas spot menguat 0,21% ke US$ 1.881,12 per ons troi dari posisi kemarin pada US$ 1.877,18 per ons troi.
Sedangkan harga emas kontrak Juni 2022 di Commodity Exchange menguat 0,23% ke 1.880,10 per ons troi dari sebelumnya US$ 1.875,70 per ons troi.
Meski menguat tipis, harga emas masih turun dalam sepekan terakhir. Harga emas spot melemah 0,83% dari posisi akhir pekan lalu. Sedangkan harga emas berjangka turun 1,65% dalam sepekan.
Baca Juga: Harga Minyak Turun Tipis Jelang Akhir Pekan
Harga emas turun dalam tiga pekan berturut-turut karena dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil US Treasury terus naik setelah Federal Reserve menunjukkan sikap hawkish. Investor menunggu data pekerjaan AS yang akan dirilis hari ini.
Dolar menuju kenaikan lima pekan beruntun karena benchmark imbal hasil Treasury AS bertahan di dekat level tertinggi sejak November 2018. Ada beberapa katalis yang berlawanan yang berperan untuk emas seperti prospek moneter yang ketat yang mendorong imbal hasil obligasi dan dolar yang lebih kuat. Sentimen ini muncul di tengah risiko stagflasi yang meningkatkan status safe-haven dan daya tariknya sebagai lindung nilai inflasi.
"Dengan itu, harga emas tampaknya mengalami periode keragu-raguan sampai salah satu kekuatan pendorong mengambil kendali harga yang lebih besar," Yeap Jun Rong, ahli strategi pasar di IG kepada Reuters.
Baca Juga: Wall Street Anjlok, Nasdaq Terjun 5% Terkena Aksi Jual Akibat Kenaikan Suku Bunga
Investor sekarang menunggu data non-farm payrolls AS bulan April untuk menilai dampaknya terhadap kebijakan moneter. The Fed pada hari Rabu menaikkan suku bunga acuan setengah poin persentase, terbesar dalam 22 tahun.
"Saya tidak akan terkejut melihat angka upah di atas konsensus lainnya, dan ini mungkin tidak baik untuk emas karena pasar akan membaca itu sebagai tanda peningkatan peluang kenaikan poin 75 bp pada pertemuan FOMC Juli, " kata Stephen Innes, Managing Partner di SPI Asset Management.
Emas yang tidak memberikan imbal hasil cenderung tidak disukai investor saat suku bunga naik. Sementara Wall Street kemarin jatuh karena investor menyatakan keprihatinan bahwa kenaikan suku bunga dapat merusak pertumbuhan ekonomi global.
Baca Juga: Bank Sentral Cile Menaikkan Suku Bunga 125 Basis Points
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News