kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45912,18   -11,31   -1.22%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Merangkak Naik Meski Ada Prediksi Penurunan Permintaan


Rabu, 19 Oktober 2022 / 10:18 WIB
Harga Minyak Merangkak Naik Meski Ada Prediksi Penurunan Permintaan
ILUSTRASI. Meski menguat lagi, harga minyak masih berada di kisaran yang lebih rendah ketimbang pekan lalu.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak berbalik menguat setelah kemarin merosot. Meski menguat lagi, harga minyak masih berada di kisaran yang lebih rendah ketimbang pekan lalu.

Rabu (19/10) pukul 8.25 WIB, harga minyak WTI kontrak November 2022 di New York Mercantile Exchange menguat 0,99% ke US$ 83,64 per barel dari posisi kemarin US$ 82,82 per barel. Sedangkan harga minyak Brent kontrak Desember 2022 di ICE Futures menguat 0,57% ke US$ 90,48 per barel.

Harga minyak melemah dalam tiga hari perdagangan hingga kemarin di tengah kekhawatiran pasokan minyak Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi serta perlambatan ekonomi dan permintaan bahan bakar China yang lebih rendah.

Baca Juga: Kinerja Impor Tertekan Daya Beli & Rupiah

China, importir minyak mentah utama dunia, menunda tanpa batas waktu rilis indikator ekonomi yang semula dijadwalkan akan diterbitkan pada hari Selasa, menunjukkan kepada pasar bahwa permintaan bahan bakar secara signifikan tertekan di wilayah tersebut.

"Ini bukan pertanda baik ketika China memutuskan untuk tidak mempublikasikan angka ekonomi," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York kepada Reuters.

Kepatuhan China terhadap kebijakan nol-COVID terus meningkatkan ketidakpastian tentang pertumbuhan ekonomi negara itu, kata analis CMC Markets Tina Teng.

Baca Juga: Kinerja Ekspor Tahun Depan Diproyeksi Tak Semoncer Tahun Ini

Harga minyak juga tertekan oleh laporan bahwa pemerintah AS akan terus melepaskan minyak mentah dari cadangan. Pemerintahan Presiden AS Joe Biden dikabarkan berencana untuk menjual minyak dari Cadangan Minyak Strategis dalam upaya untuk mendinginkan harga bahan bakar sebelum pemilihan kongres bulan depan.

Selain itu, stok minyak mentah AS diperkirakan telah meningkat untuk minggu kedua berturut-turut. Produksi di Permian Basin Texas dan New Mexico, cekungan minyak serpih terbesar AS, diperkirakan akan meningkat sekitar 50.000 barel per hari (bph) ke rekor 5,453 juta bph bulan ini, ungkap Energy Information Administration.

Analis ANZ Research dalam sebuah catatan menyebut, investor telah meningkatkan posisi beli setelah OPEC+ setuju untuk menurunkan produksi sebesar 2 juta barel per hari. Beberapa anggota kelompok produsen minyak telah mendukung pemotongan tersebut setelah Gedung Putih menuduh Arab Saudi memaksa beberapa negara untuk mendukung langkah tersebut. Tuduhan ini dibantah oleh Arab Saudi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×