Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana tambahan pemangkasan produksi oleh OPEC sebesar 1,5 juta barel per hari di kuartal kedua tak mampu mengangkat harga minyak. Padahal, ini adalah pemangkasan terbesar OPEC sejak krisis finansial 2008.
Bahkan, kemarin harga minyak turun di tengah pengumuman tersebut. Tapi, pagi ini harga minyak mulai merangkak naik meski tidak mencapai level tertinggi sejak awal Maret.
Jumat (6/3) pukul 7.09 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman April 2020 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 46,23 per barel. Harga minyak ini naik 0,72% ketimbang harga penutupan perdagangan kemarin pada US$ 45,90 per barel. Tapi, kenaikan ini masih belum mengimbangi penurunan sebesar 1,88%.
Sementara harga minyak brent kemarin kembali melorot di bawah US$ 50 per barel. Harga minyak brent untuk pengiriman Mei 2020 di ICE Futures kemarin merosot 2,23% ke US$ 49,99 per barel.
Baca Juga: Wall Street turun lebih dari 3% di tengah penyebaran virus corona di AS
OPEC mengajukan rencana pemangkasan produksi 1,5 juta barel hingga akhir tahun. Rusia sejauh ini mengindikasikan lebih mendukung perpanjangan waktu pemangkasan yang sudah ditetapkan sebelumnya, bukan tambahan pemangkasan.
Analis Capital Economics mengatakan, Rusia masih sulit menerima pemangkasan tambahan lagi. "Negosiasi OPEC+ besok (hari ini) tampaknya akan lebih kontroversial daripada pertemuan sekarang. Risiko pandemi telah meningkat dalam sepekan ini sehingga bisa mendesak Rusia untuk menyetujui pemotongan tambahan," ungkap analis Capital Economics dalam catatan yang dikutip Reuters.
Rusia telah bekerja sama dengan OPEC di OPEC+ sejak 2016. Setelah pertemuan OPEC yang berlangsung hingga kemarin, OPEC+ akan bertemu di Wina pada hari ini, Jumat (6/3).
Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov mengatakan bahwa Rusia siap menghadapi penurunan harga minyak. Tapi, dia tidak memprediksi adanya pemangkasan produksi lebih dalam.
Baca Juga: Harga minyak bergerak di rentang sempit hingga muncul keputusan OPEC
"Dalam proyeksi kami, permintaan minyak akan turun 2,7 juta barel per hari di kuartal pertama. Ini adalah penurunan besar dan menunjukkan skala masalah yang dihadapi OPEC+," kata Ann-Louis Hittle, vice president Wood Mackenzie kepada Reuters. Hittle memperkirakan, Rusia akan menyetujui pemangkasan ini.
Sejumlah bank investasi memperkirakan adanya penurunan permintaan minyak akibat virus corona. Penyebaran virus ini menyebabkan masyarakat di seluruh dunia membatasi perjalanan dan menurunkan kebutuhan bahan bakar. Sedangkan IMF memperkirakan bahwa penyebaran virus bisa menyebabkan pertumbuhan ekonomi tahun ini lebih rendah daripada tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News