Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SINGAPURA. Harga kontrak minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) menuju kenaikan mingguan pertama dalam tiga pekan terakhir. Data Bloomberg menunjukkan. Namun, harga kontrak minyak tak banyak mencatatkan perubahan pada transaksi pagi ini setelah kemarin mencatat kenaikan terbesar dalam dua pekan terakhir.
Pada pukul 13.49 waktu Sydney, harga kontrak WTI untuk pengantaran April berada pada level US$ 91,34 per barel atau turun 22 sen di New York Mercantile Exchange.
Kemarin (7/3), harga kontrak yang sama menanjak US$ 1,13 menjadi US$ 91,56 sebarel. Ini merupakan kenaikan terbesar sejak 11 Februari lalu dan merupakan level tertinggi sejak 28 Februari. Jika dihitung, kenaikan harga minyak sudah mencapai 0,7% pada pekan ini.
Kenaikan harga minyak dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Salah satunya adalah data positif ekonomi AS. Seperti yang diketahui, pada pekan lalu, tingkat pengajuan klaim pengangguran AS mencatatkan penurunan ke level terendah dalam enam pekan terakhir.
Selain itu, sistem penyaluran minyak Brent di North Sea sudah kembali beroperasi setelah ditutup sejak 2 Maret lalu.
"Harga minyak WTI naik di seiring semakin membaiknya data klaim pengangguran AS. Namun, dibukanya, sistem penyaluran minyak North Sea menyebabkan kenaikan minyak Brent menjadi terbatas," jelas Mark Pervan, analis Australia & New Zealand Banking Group Ltd.
Sekadar tambahan informasi, harga kontrak minyak jenis Brent untuk pengantaran April turun sebesar 38 sen menjadi US$ 110,77 per barel di ICE Futures Europe exchange.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News