Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak mentah turun pada hari Kamis (25/7). Lesunya konsumsi di China mengisyaratkan permintaan yang lebih lemah dari importir minyak mentah terbesar di dunia, mengimbangi dukungan dari data Rabu (24/7) yang menunjukkan penurunan besar pada persediaan minyak Amerika Serikat (AS).
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent untuk September turun 91 sen atau 1,1% menjadi US$80,80 per barel pada pukul 13.15 GMT.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk September turun 85 sen atau 1,1% menjadi US$76,74 per barel.
Kedua patokan minyak terserbut turun lebih dari US$1 per barel selama sesi perdagangan.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi AS Kuartal II-2024 Lampaui Perkiraan, Inflasi Mereda
Harga minyak naik pada hari Rabu (24/7), menghentikan penurunan berturut-turut setelah Administrasi Informasi Energi mengatakan persediaan minyak mentah AS turun lebih dari yang diharapkan menjadi 3,7 juta barel minggu lalu.
Persediaan bensin AS turun sebesar 5,6 juta barel, melawan ekspektasi analis akan penurunan sebesar 400.000 barel.
"Meskipun ada penurunan dalam persediaan minyak mentah dan bensin AS, investor tetap waspada terhadap melemahnya permintaan di Tiongkok dan ekspektasi pembicaraan gencatan senjata yang maju antara Israel dan Hamas menambah tekanan," kata Hiroyuki Kikukawa, presiden NS Trading, yang dimiliki oleh Nissan Securities.
Impor minyak dan pemrosesan kilang China tahun ini cenderung lebih rendah dibandingkan tahun 2023. Permintaan bahan bakar yang lemah di tengah pertumbuhan ekonomi yang lesu, data pemerintah menunjukkan.
Baca Juga: Harga Minyak Berpotensi Ditutup US$ 70 Per Barel pada Akhir Tahun 2024
"Kekhawatiran yang berkembang atas kekuatan permintaan minyak dalam jangka pendek hingga menengah telah mencengkeram sentimen pasar," kata Vandana Hari, pendiri penyedia analisis pasar minyak Vanda Insight.
Di Timur Tengah, upaya untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata untuk mengakhiri perang di Gaza antara Israel dan kelompok militan Hamas telah mendapatkan momentum selama sebulan terakhir.
Terobosan dapat mengurangi ancaman yang tersisa terhadap pasokan dan menurunkan harga.
"Dengan perkembangan yang terus berlanjut, dan menurut beberapa sumber, perkembangan yang bersifat rekonsiliasi dalam pembicaraan damai Gaza, harga minyak semakin sulit untuk mempertahankan reli sesaat," kata John Evans, analis di pialang minyak PVM dalam sebuah catatan.
Namun, membuat investor tetap waspada, pasukan Israel merangsek lebih dalam ke beberapa kota di sisi timur Khan Younis di Gaza selatan pada hari Kamis.
Beberapa jam setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada anggota parlemen AS bahwa ia sedang aktif terlibat dalam membawa pulang sandera.
Baca Juga: Harga Minyak Terkoreksi Tipis Pada Kamis (25/7) Pagi
Sementara itu, The Fed masih diperkirakan akan memperkenalkan putaran pertama pemotongan suku bunga pada bulan September, setelah data baru menunjukkan ekonomi AS tumbuh lebih cepat dari yang diharapkan pada kuartal kedua, tetapi inflasi mereda.
Suku bunga yang lebih rendah seharusnya mendorong pertumbuhan ekonomi, yang mengarah pada lebih banyak konsumsi minyak.
Di Kanada, ratusan kebakaran hutan membakar di provinsi barat British Columbia dan Alberta, termasuk di area pusat minyak pasir, Fort McMurray.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
