Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun pada hari Rabu (3/8) menjelang pertemuan OPEC+. Para produsen minyak diperkirakan akan menjaga produksi tetap stabil dengan kapasitas cadangan terbatas dan dengan latar belakang kekhawatiran bahwa perlambatan pertumbuhan global akan menekan permintaan bahan bakar.
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent turun US$ 1,34 atau 1,3% pada US$ 99,20 per barel pada 0815 GMT. Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun US$ 1,28 atau 1,4% menjadi US$ 93,14 per barel.
Premi untuk Brent berjangka bulan depan atas pemuatan barel dalam waktu enam bulan berada di level terendah tiga bulan, menunjukkan kekhawatiran tentang ketatnya pasokan saat ini mereda.
Baca Juga: Pasokan Global Menguat, Harga ICP Juli Turun ke US$ 106,73 Per Barel
Para menteri anggota OPEC+, bertemu pada hari Rabu mulai pukul 11.30 GMT.
Sumber OPEC+ mengatakan kepada Reuters pekan lalu bahwa kelompok tersebut kemungkinan akan mempertahankan produksi tidak berubah pada bulan September, atau menaikkannya sedikit.
Arab Saudi mungkin enggan untuk meningkatkan produksi dengan mengorbankan mitra OPEC+ Rusia, yang terkena sanksi karena konflik Ukraina.
"Bahkan jika kelompok OPEC+ memang menyatakan peningkatan kecil, isyarat itu sebagian besar bersifat simbolis mengingat sangat sedikit anggota yang memiliki kapasitas untuk meningkatkan produksi secara material," kata analis PVM Stephen Brennock.
"Apapun itu, OPEC akan berhati-hati dengan kondisi pasar minyak yang bergejolak saat ini."
Menjelang pertemuan, OPEC+ memangkas perkiraannya untuk surplus pasar minyak tahun ini sebesar 200.000 barel per hari (bph), menjadi 800.000 bph, tiga delegasi mengatakan kepada Reuters.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Jatuh, Terseret Kekhawatiran Permintaan dan Penguatan Dolar AS
Sementara itu, data dari American Petroleum Institute, sebuah kelompok industri, menunjukkan stok minyak mentah AS naik sekitar 2,2 juta barel untuk pekan yang berakhir 29 Juli. Persediaan bensin turun 200.000 barel dan stok sulingan sekitar 350.000 barel.
Data resmi dari Administrasi Informasi Energi (EIA) AS akan dirilis pada 1430 GMT.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News