Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun pada hari Senin (26/4), di tengah kekhawatiran lonjakan kasus Covid-19 di India akan menurunkan permintaan bahan bakar di negara pengimpor minyak terbesar ketiga dunia itu. Investor pun menyesuaikan posisi menjelang kenaikan produksi minyak OPEC + yang direncanakan mulai Mei.
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent menetap 0,7% lebih rendah pada US$ 65,65 per barel, menyusul kenaikan 1,1% pada hari Jumat. Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 0,37% menjadi US$ 61,91 per barel, setelah naik 1,2% pada hari Jumat.
Kedua acuan harga minyak mentah itu turun sekitar 1% minggu lalu.
Baca Juga: Covid-19 mengamuk, India kirim tentara untuk membantu rumah sakit yang kewalahan
"Sentimen pasar tertekan di tengah kekhawatiran bahwa lonjakan jumlah kasus Covid-19 di beberapa negara, terutama di India, akan memangkas permintaan bahan bakar," Kazuhiko Saito, kepala analis di pialang komoditas Fujitomi Co.
Perdana Menteri Narendra Modi mendesak semua warga untuk divaksinasi dan berhati-hati, dengan mengatakan pada hari Minggu "badai" infeksi telah mengguncang India. Negara itu mencetak rekor global baru untuk infeksi Covid-19 terbanyak dalam sehari.
Di Jepang, pembeli minyak terbesar keempat di dunia, keadaan darurat ketiga di Tokyo, Osaka, dan dua prefektur lainnya dimulai pada hari Minggu, mempengaruhi hampir seperempat populasi saat negara tersebut berupaya untuk memerangi lonjakan kasus.
“Investor, termasuk spekulan, telah mengalihkan dana dari pasar minyak ke pasar biji-bijian baru-baru ini karena volatilitas yang jauh lebih tinggi pada harga jagung dan biji-bijian lainnya,” kata Fujitomi Saito.
Jagung, gandum, dan kedelai Chicago mencapai tertinggi multi-tahun minggu lalu karena kekhawatiran atas kerusakan cuaca dingin pada tanaman di seluruh sabuk biji-bijian AS menopang harga, bersama dengan ekspektasi untuk lebih banyak menggunakan produk pertanian untuk bahan bakar nabati.
"Ada penyesuaian teknis karena reli pasar minyak telah berlebihan dan OPEC + akan menambah pasokan mulai Mei," kata Naohiro Niimura, mitra di Market Risk Advisory.
"Brent bisa turun ke sekitar US$ 60 per barel ke depan karena pemulihan permintaan kemungkinan akan terbatas tanpa pembatasan perjalanan aktif di seluruh dunia," katanya.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, yang dikenal sebagai OPEC +, mengejutkan pasar pada pertemuan 1 April dengan menyetujui untuk mengurangi pembatasan produksi sebesar 350.000 barel per hari (bph) di bulan Mei, 350.000 bpd lagi di bulan Juni dan selanjutnya 400.000 bpd atau lebih di bulan Juli.
Baca Juga: OPEC + pertahankan proyeksi permintaan minyak, tapi khawatir lonjakan kasus Covid-19
Kelompok produsen akan mengadakan pertemuan teknis sebagian besar minggu ini, dengan tidak mungkin perubahan besar pada kebijakannya, Wakil Perdana Menteri Rusia dan sumber OPEC + mengatakan pekan lalu.
Pertemuan komite teknis ditetapkan pada hari Senin, di mana fundamental pasar dan kepatuhan dengan pemotongan produksi akan dibahas.
Sementara itu, perusahaan energi AS memangkas jumlah rig minyak yang beroperasi untuk pertama kalinya sejak Maret, karena rig turun satu menjadi 438 minggu lalu, menurut perusahaan jasa energi Baker Hughes Co.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News