kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak mentah stabil, kekhawatiran banjir produksi masih membayangi


Selasa, 13 Oktober 2020 / 14:51 WIB
Harga minyak mentah stabil, kekhawatiran banjir produksi masih membayangi
ILUSTRASI. Harga minyak stabil


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak mentah stabil pada perdagangan hari ini, setelah di sesi sebelumnya anjlok hampir 3% karena produksi di Norwegia, Teluk Meksiko Amerika Serikat (AS) dan Libya kembali dimulai. 

Selasa (13/10), pukul 14.30 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman November 2020 turun tipis 5 sen menjadi US$ 39,38 per barel.  

Serupa, harga minyak mentah berjangka Brent kontrak pengiriman Desember 2020 juga turun tipis 2 sen menjadi US$ 41,70 per barel.

Baca Juga: Harga minyak naik tipis setelah tumbang 3% di awal pekan

Harga minyak acuan kini berada di bawah tekanan karena kekhawatiran tentang banjir pasokan. Padahal di saat  yang sama infeksi Covid-19 yang muncul kembali di AS bagian midwest dan Eropa meningkatkan kekhawatiran tentang pertumbuhan permintaan bahan bakar. 

Hal tersebut juga menimbulkan tantangan bagi Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, bersama-sama disebut OPEC+.

Dengan pekerja yang kembali ke platform Teluk Meksiko AS setelah Badai Delta dan pekerja Norwegia kembali ke rig setelah mengakhiri pemogokan, semua mata tertuju pada Libya, anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang pada Minggu (11/10) sudah mencabut force majeure di ladang minyak Sharara.

Total produksi Libya pada hari Senin mencapai 355.000 barel per hari. Ladang Sharara memproduksi 300.000 bpd minyak sebelum blokade.

"Itu secara efektif akan menambah 0,3% pasokan minyak global dalam kerangka waktu yang sangat singkat," kata analis komoditas Commonwealth Bank, Vivek Dhar dalam sebuah catatan.

OPEC+ telah membatasi pasokan untuk membantu menopang harga minyak di tengah pandemi virus corona, dengan pemotongan 7,7 juta barel per hari yang akan ditahan hingga Desember. Panel pemantauan pasar produsen akan bertemu Senin depan.

Baca Juga: Harga emas menguat tipis meski pasar saham melesat

"Tidak akan menjadi kejutan besar jika akhirnya aliansi memutuskan untuk mengatasi situasi yang memburuk dan mengubah tindakannya," kata Head of Oil Markets Rystad Energy, Bjornar Tonhaugen, dalam sebuah catatan.

International Energy Agency (IEA), dalam World Energy Outlook tahunan yang baru dirilis mengatakan bahwa dalam skenario utamanya, vaksin dan terapi dapat berarti ekonomi global pulih pada 2021. Dan itu membuat permintaan energi baru akan pulih pada tahun 2023 mendatang.

Tetapi jika menggunakan "skenario pemulihan yang tertunda", maka garis waktunya dapat didorong mundur dua tahun, kata IEA.

Memicu kekhawatiran tentang permintaan bahan bakar, pembatasan diperketat di Inggris dan Republik Ceko untuk memerangi meningkatnya kasus Covid-19. Selain itu, Perdana Menteri Prancis Jean Castex juga sudah mengatakan bahwa dia tidak bisa mengesampingkan penguncian lokal dengan kasus virus corona yang melonjak.

Selanjutnya: Rincian harga emas siang ini logam mulia Antam di Pegadaian, Selasa 13 Oktober 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×