kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga minyak mentah merosot ke US$ 41,50 per barel, tertekan pasokan AS


Rabu, 21 Oktober 2020 / 11:20 WIB
Harga minyak mentah merosot ke US$ 41,50 per barel, tertekan pasokan AS
ILUSTRASI. Harga minyak


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah turun pada perdagangan Rabu (21/10). Setelah kenaikan mengejutkan stok minyak mentah Amerika Serikat (AS), memicu kekhawatiran tentang kelebihan pasokan global ditambah lonjakan kasus Covid-19 global memicu kekhawatiran pemulihan permintaan bahan bakar kian lambat.

Melansir Reuters pukul 11.06 WIB, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Desember berada di US$ 42,93 per barel, turun 23 sen atau 0,5%, pada 0332 GMT. Sementara, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) pengiriman Desember turun 20 sen atau 0,5% menjadi US$ 41,50 per barel. Kedua benchmark naik naik di sesi sebelumnya.

"Penumpukan inventaris AS, bersama dengan kebangkitan kembali kasus Covid-19 baru-baru ini di seluruh dunia, mendorong investor untuk membuat penyesuaian posisi," kata Chiyoki Chen, kepala analis di pialang komoditas Sunward Trading.

Baca Juga: Penggunaan BBM Ron rendah bikin mesin kendaraan tak optimal

Data dari kelompok industri American Petroleum Institute menunjukkan, persediaan minyak mentah naik 584.000 barel dalam sepekan hingga 16 Oktober menjadi sekitar 490,6 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk penarikan 1 juta barel.

Menambah tekanan, kasus Covid-19 di seluruh dunia melampaui 40 juta pada hari Selasa, dengan beberapa bagian Eropa memberlakukan langkah-langkah karantina baru.

Di sisi pasokan, menteri energi Rusia mengatakan pada hari Selasa terlalu dini untuk membahas masa depan pembatasan produksi minyak global setelah Desember, kurang dari seminggu setelah mengatakan rencana untuk mengurangi pembatasan produksi yang ada harus dilanjutkan.

Awal tahun ini, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia - bersama-sama dikenal sebagai OPEC + - sepakat untuk memangkas pengurangan produksi pada Januari dari 7,7 juta barel per hari (bph) saat ini menjadi sekitar 5,7 juta barel per hari.

Pada saat yang sama, anggota OPEC Libya, yang dibebaskan dari pemotongan, juga meningkatkan produksi setelah konflik bersenjata menutup hampir semua produksi negara itu pada Januari, memompa lebih banyak minyak ke pasar yang kelebihan pasokan.

Baca Juga: Harga minyak terkoreksi, dipicu laporan kenaikan stok Amerika Serikat

Sementara itu, beberapa dukungan untuk harga datang dari Gedung Putih dan Demokrat di Kongres AS semakin mendekati kesepakatan tentang paket bantuan baru virus corona yang dapat meningkatkan permintaan bahan bakar.

"Harapan untuk stimulus ekonomi di Amerika Serikat dan negara-negara lain untuk memerangi penurunan konsumsi yang disebabkan pandemi diperkirakan akan membatasi kerugian, tetapi pengurangan yang direncanakan dalam pengurangan produksi oleh OPEC + juga akan membatasi keuntungan di masa depan," kata Satoru Yoshida, seorang analis komoditas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×