Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah melepaskan kenaikan pada awal perdagangan dan berada di jalur untuk penurunan mingguan kedua hari Jumat (18/11). Tertekan oleh kekhawatiran tentang melemahnya permintaan di China dan kenaikan lebih lanjut suku bunga Federal Reserve.
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent turun tipis sebesar 7 sen atau 0,1% menjadi US$89,71 per barel pada 0913 GMT. Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 9 sen atau 0,1%, menjadi US$81,73.
Kedua tolok ukur harga minyak mentah ini menuju kerugian mingguan keduanya. Brent berada di jalur untuk penurunan lebih dari 6% sementara WTI turun 8%.
Baca Juga: Harga Minyak Berusaha Rebound Jumat (18/11) Pagi, Setelah Anjlok Dalam
China, yang menurut sumber sedang berusaha memperlambat impor minyak mentah dari beberapa eksportir, telah mengalami peningkatan kasus Covid-19. Sementara harapan untuk moderasi kenaikan suku bunga AS yang agresif telah terhalang oleh pernyataan dari beberapa pejabat The Fed minggu ini.
"Seperti yang terjadi, pendorong harga bullish kekurangan pasokan," kata Stephen Brennock dari pialang minyak PVM.
"Namun dengan embargo Uni Eropa pada minyak mentah Rusia kurang dari tiga minggu lagi, harga minyak masih bisa mengakhiri tahun dengan ledakan."
Kekhawatiran resesi telah mendominasi minggu ini bahkan dengan larangan Uni Eropa terhadap minyak mentah Rusia pada 5 Desember dan Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, bersama-sama dikenal sebagai OPEC+, memperketat pasokan.
"Di sisi permintaan, ada kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi," kata Naeem Aslam dari Avatrade. "Jalur resistensi paling sedikit tampaknya condong ke sisi bawah."
Premi Brent berjangka terdekat atas pemuatan barel dalam enam bulan turun serendah US$ 4,28 per barel, terendah sejak Agustus, menunjukkan berkurangnya kekhawatiran tentang pasokan di masa depan.
The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga lebih kecil 50 basis poin pada pertemuan kebijakan 13-14 Desember setelah empat kali kenaikan 75 bp berturut-turut, menurut jajak pendapat Reuters.
Baca Juga: Harga Minyak Turun 3,07% Sepanjang November 2022, Simak Prediksi Selanjutnya
OPEC+, yang memulai putaran baru pengurangan pasokan pada November, mengadakan pertemuan kebijakan pada 4 Desember.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News