CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.859   1,00   0,01%
  • IDX 7.158   -56,74   -0,79%
  • KOMPAS100 1.093   -9,86   -0,89%
  • LQ45 870   -5,35   -0,61%
  • ISSI 216   -2,13   -0,98%
  • IDX30 446   -1,95   -0,43%
  • IDXHIDIV20 540   0,13   0,02%
  • IDX80 125   -1,10   -0,87%
  • IDXV30 136   0,28   0,20%
  • IDXQ30 149   -0,34   -0,23%

Harga Minyak Berusaha Rebound Jumat (18/11) Pagi, Setelah Anjlok Dalam


Jumat, 18 November 2022 / 07:09 WIB
Harga Minyak Berusaha Rebound Jumat (18/11) Pagi, Setelah Anjlok Dalam
ILUSTRASI. Harga minyak rebound pada perdagangan Jumat (18/11) pagi, setelah anjlok kemarin. REUTERS/Pascal Rossignol


Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak rebound pada perdagangan Jumat (18/11) pagi, setelah anjlok kemarin. Pukul 07.00 WIB, harga minyak west texas itermediate (WTI) untuk pengiriman Desember 2022 di New York Mercantile Exchange ada di US$ 82,02 per barel, naik 0,46% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 81,64 per barel.

Mengutip Reuters, kemarin, harga minyak anjlok dalam karena tertekannya permintaan imbas peningkatan kasus Covid-19 di China. Selain itu, investor juga mengkhawatirkan kenaikan suku bunga AS yang lebih agresif.

"Ini semacam pukulan tiga kali lipat. Ada peningkatan kasus Covid-19 di China, suku bunga terus meningkat di AS dan sekarang kami memiliki kelemahan teknis di pasar," kata Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Terus Turun, Brent ke US$ 91,38 dan WTI ke US$ 83,88

Pejabat Federal Reserve St. Louis James Bullard mengatakan aturan kebijakan moneter dasar akan mengharuskan suku bunga naik setidaknya sekitar 5%, sementara asumsi yang lebih ketat akan merekomendasikan suku bunga di atas 7%.

China melaporkan peningkatan infeksi Covid-19 setiap hari dan kilang China telah meminta untuk mengurangi volume minyak mentah Saudi pada bulan Desember, Reuters melaporkan, sementara juga memperlambat pembelian minyak mentah Rusia.

Meskipun beban kasus Covid di China lebih kecil daripada negara lain, importir minyak mentah terbesar di dunia ini mempertahankan kebijakan ketat untuk meredam wabah awal, mengurangi permintaan bahan bakar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×