kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Harga Minyak Mentah Melemah di Pagi Ini (28/10), Tertekan Penguatan Dolar AS


Jumat, 28 Oktober 2022 / 08:05 WIB
Harga Minyak Mentah Melemah di Pagi Ini (28/10), Tertekan Penguatan Dolar AS
ILUSTRASI. Harga minyak acuan mulai melemah di pagi ini (28/10)


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - MELBOURNE. Harga minyak melemah di awal perdagangan sesi Asia hari ini karena dolar Amerika Serikat (AS) yang menguat. Namun, harga minyak berada di jalur untuk kenaikan mingguan di tengah kekhawatiran tentang pengetatan pasokan dengan penghentian impor Eropa yang tertunda dari Rusia.

Jumat (28/10) pukul 07.45 WIB, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Desember 2022 turun 42 sen atau 0,4% menjadi US$ 96,54 per barel. Di sesi sebelumnya, Brent naik 1,3%.

Harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Desember 2022 juga turun 56 sen atau 0,6% ke US$ 88,52 per barel, memangkas sekitar setengah kenaikan dari sesi sebelumnya.

Namun, kedua kontrak minyak acuan itu berada di jalur untuk kenaikan mingguan, dengan Brent menuju kenaikan lebih dari 3% dan WTI lebih dari 4% sepanjang pekan ini.

Penurunan hari Jumat terjadi karena indeks dolar naik tipis ke 110,57, membuat minyak lebih mahal bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Reli Disokong Permintaan Kuat dan Kekhawatiran Resesi Mereda

Analis mengatakan rebound kuat dalam produk domestik bruto AS pada kuartal ketiga yang dilaporkan pada hari Kamis menyoroti ketahanan ekonomi dan konsumen minyak terbesar di dunia itu.

"Dari perspektif pasar minyak, meskipun suku bunga tinggi, itu adalah pendorong langsung ke prospek permintaan Anda," kata Baden Moore, Head of Commodities Research di National Australia Bank.

Dia menambahkan, volatilitas di pasar kemungkinan akan naik, mengingat persediaan global rendah, sanksi Eropa terhadap minyak mentah Rusia akan mulai berlaku pada bulan Desember, dan permintaan China meningkat.

Premi yang melebar untuk Brent di atas WTI dipicu oleh tanda-tanda kenaikan operasi kilang di China, kelaparan Eropa akan minyak mentah menjelang embargo minyak Rusia, dan pemotongan pasokan yang tertunda oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, bersama-sama disebut OPEC+.

"Pasar tetap waspada terhadap tenggat waktu yang akan datang untuk pembelian minyak mentah Rusia di Eropa sebelum sanksi dimulai pada 5 Desember," kata analis ANZ Research dalam sebuah catatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×