kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.224   -44,00   -0,27%
  • IDX 7.104   7,49   0,11%
  • KOMPAS100 1.061   -0,99   -0,09%
  • LQ45 835   -0,72   -0,09%
  • ISSI 215   0,47   0,22%
  • IDX30 426   -0,26   -0,06%
  • IDXHIDIV20 514   0,82   0,16%
  • IDX80 121   -0,11   -0,09%
  • IDXV30 125   -0,43   -0,34%
  • IDXQ30 142   0,04   0,03%

Harga minyak mentah masih tertahan meski pemangkasan OPEC mulai terasa


Kamis, 07 Februari 2019 / 07:44 WIB
Harga minyak mentah masih tertahan meski pemangkasan OPEC mulai terasa


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak pagi ini terkoreksi setelah menguat pada perdagangan kemarin. Kamis (7/2) pukul 7.47 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret 2019 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 53,88 per barel.

Harga minyak acuan Amerika Serikat (AS) ini turun 0,24% ketimbang harga penutupan kemarin pada US$ 54,01 per barel. Harga minyak WTI kemarin menguat 0,65%.

Penguatan juga terjadi pada harga minyak brent. Kemarin, harga minyak brent untuk pengiriman April 2019 di ICE Futures melonjak 1,14% ke US$ 62,69 per barel.

Kemarin, data persediaan minyak AS menunjukkan bahwa stok minyak mentah naik lebih rendah daripada prediksi meski perusahaan penyulingan minyak menambah produksi. Persediaan minyak naik 1,3 juta barel hingga 1 Februari. Sementara analis memperkirakan kenaikan persediaan akan mencapai 2,2 juta barel.

"Permintaan minyak olahan naik tajam pekan lalu karena cuaca dingin ekstreem. Inilah yang mengontribusi penurunan persediaan minyak olahan," kata Carsten Fritsch, analis Commerzbank kepada Reuters.

Kenaikan harga minyak brent yang merupakan acuan internasional lebih besar, karena adanya laporan bahwa OPEC telah memangkas tiga perempat dari target pemangkasan 1,2 juta barel minyak per hari pada bulan lalu.

Pengetatan pasar minyak juga ditambah dengan sanksi AS atas perusahaan minyak pelat merah Venezuela. Sanksi ini mencegah perusahaan pengolahan minyak AWS untuk membayar ke PDVSA yang dicurigai telah dikontrol oleh Presiden Venezuela Nicolas Maduro.

Sementara nilai tukar dollar AS yang menguat telah membatasi kenaikan harga minyak. "Meski ada upaya harga minyak menembus resistance US$ 55, pasar kembali turun karena penguatan dollar," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates.

Perseteruan dagang AS-China serta prospek perlambatan ekonomi global turut menekan harga minyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×