kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga minyak mentah kompak menguat berkat potensi ekspor Iran memudar


Selasa, 15 Juni 2021 / 10:16 WIB
Harga minyak mentah kompak menguat berkat potensi ekspor Iran memudar
ILUSTRASI. Harga minyak kompak menguat pada hari ini (15/6)


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak mentah menguat pada perdagangan kali ini, dengan Brent berada di jalur kenaikan untuk empat sesi berturut-turut. Sentimen utama datang karena memudarnya prospek pasokan tambahan yang datang dari Iran dengan pembicaraan yang berlarut-larut mengenai rencana Amerika Serikat (AS) bergabung kembali dengan perjanjian nuklir tahun 2015. 

Selasa (15/6) pukul 09.35 WIB, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Agustus 2021 naik 43 sen atau 0,6% ke US$ 73,29 per barel. Pada sesi sebelumnya, Brent naik 0,2%.

Sementara itu, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Juli 2021 naik 41 sen atau 0,6% menjadi US$ 71,29 per barel. Pada penutupan Senin (14/6), WTI tergelincir 3 sen.

Diskusi tidak langsung antara AS dan Iran, bersama dengan pihak lain dalam kesepakatan 2015 tentang program nuklir Teheran, dilanjutkan pada hari Sabtu di Wina dan digambarkan sebagai pembicaraan "intens" oleh Uni Eropa.

Baca Juga: Harga minyak mentah ditutup stabil, Brent di US$ 72,86 dan WTI ke US$ 70,88

Kembalinya AS ke kesepakatan akan membuka jalan bagi pencabutan sanksi terhadap Iran yang akan memungkinkan anggota OPEC tersebut untuk melanjutkan ekspor minyak mentah.

“Tampaknya semakin tidak mungkin bahwa kita akan melihat AS bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir Iran sebelum Pemilihan Presiden Iran akhir pekan ini,” kata ING Economics dalam sebuah catatan.

Anggota lain dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) bersama dengan produsen utama termasuk Rusia - kelompok yang dikenal sebagai OPEC+ - telah menahan produksi untuk mendukung harga di tengah pandemi.

"Pasokan tambahan dari OPEC+ akan dibutuhkan selama paruh kedua tahun ini, dengan permintaan diperkirakan akan melanjutkan pemulihannya," kata ING.

Untuk memenuhi permintaan yang meningkat, pengebor AS juga meningkatkan produksi.

Produksi minyak mentah AS dari tujuh formasi serpih utama diperkirakan akan naik sekitar 38.000 barel per hari (bph) pada Juli menjadi sekitar 7,8 juta barel per hari, tertinggi sejak November, Administrasi Informasi Energi AS mengatakan dalam prospek bulanannya.

Selanjutnya: Begini realisasi kinerja hulu hingga hilir Pertamina sepanjang 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×