Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
Selain itu, indeks dolar AS yang kembali lemah telah mendukung harga minyak meskipun permintaan bahan bakar telah berjuang untuk pulih di tengah pandemi virus corona. Padahal di saat yang sama, pasokan tetap berlebihan, meskipun minyak mentah mungkin menghadapi rintangan di masa mendatang.
"Kami percaya bahwa dampak dolar yang lebih murah dari level saat ini akan melihat dampak minimal pada pembelian minyak mentah, terlepas dari harga minyak mentah yang sedikit lebih menguntungkan," kata Mike Tran dari RBC Capital dalam catatan.
"Hubungan antara permintaan dan elastisitas harga menjadi tumpul di lingkungan saat ini, karena minyak sudah murah dan tersedia dan saat ini terdapat kelangkaan pembeli," tambah dia.
Baca Juga: Harga emas spot kembali berkilau ke US$ 1.973 per ons troi pada pagi ini (31/8)
Sementara itu, data Refinitiv dan Vortexa menunjukkan, impor minyak mentah China pada bulan September akan turun untuk pertama kalinya dalam lima bulan karena rekor volume minyak mentah disimpan di dalam dan di luar importir terbesar dunia tersebut.
Merefleksikan kekhawatiran tentang meningkatnya pasokan dan pemulihan ekonomi global yang lamban, hedge fund dan pengelola uang memangkas taruhan bullish pada minyak mentah AS ke level terendah dalam hampir empat bulan.
Harga minyak dan gas yang lebih tinggi juga mendorong produsen AS untuk melanjutkan pengeboran karena jumlah rig minyak dan gas negara itu naik tiga menjadi 254 pada Agustus, menurut data dari perusahaan jasa energi Baker Hughes Co.
Secara terpisah, Saudi Aramco menemukan dua ladang minyak dan gas baru di wilayah utara, kata menteri energi kerajaan pada hari Minggu, kantor berita negara SPA melaporkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News