Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak mentah AS turun ke level terendah dalam 18 tahun. Sementara, harga minyak Brent kehilangan lebih dari 6% pada hari Rabu (15/4/2020). Anjloknya harga minyak terjadi setelah Amerika Serikat melaporkan peningkatan persediaan minyak mingguan terbesarnya, sementara permintaan global diperkirakan akan turun ke level terendah dalam seperempat abad karena pandemi virus corona.
Melansir Reuters, angka suram tersebut melemahkan perasaan positif dari perjanjian akhir pekan antara produsen minyak global hingga pemangkasan rekor produksi. Kondisi ini memperjelas bahwa pengurangan pasokan tidak akan cukup untuk mencegah pengisian cadangan minyak dan menyebabkan banyak minyak yang terabaikan.
"Kami memiliki cadangan minyak mentah dalam sistem secara epik," kata John Kilduff, seorang mitra di Again Capital di New York, setelah laporan persediaan minyak mingguan pemerintah AS. "Ini mungkin salah satu yang paling bearish, jika bukan laporan paling gelap yang pernah saya lihat."
Baca Juga: Harga minyak mentah berbalik arah melemah, Brent turun 1,7% dan WTI terkikis 0,2%
Asal tahu saja, harga minyak mentah Brent ditutup pada level US$ 27,69 per barel, turun US$ 1,91, atau 6,45%. Adapun minyak mentah West Texas Intermediate AS ditutup di level US$ 19,87 per barel, turun 24 sen, atau 1,19%. WTI mencatatkan harga penutupan terendah sejak Februari 2002.
Agar WTI bergerak jauh lebih rendah, Amerika Serikat kemungkinan akan perlu mendekati kapasitas penyimpanan minyak mentah.
"Pasar menunjukkan harga terendah hampir dua dekade, di mana kita perlu memiliki lebih banyak bukti bahwa kita akan memiliki cadangan yang besar di tangan kita yang akan memakan waktu untuk dihabiskan sebelum orang menjadi agresif secara singkat saat minyak di bawah US$ 20," jelas Gene McGillian, wakil presiden riset pasar di Tradition Energy di Stamford, Connecticut, kepada Reuters.
Baca Juga: Harga minyak rebound, Brent naik 1,3% dan minyak WTI naik 1,8% pada Rabu (15/4)
Data Reuters yang mengutip data Administrasi Informasi Energi AS menunjukkan, stok minyak mentah di Amerika Serikat, negara penghasil minyak mentah terbesar, melonjak 19 juta barel pekan lalu. Sementara, pabrik penyulingan memangkas penggunaan kapasitas ke level terendah sejak 2008 karena anjloknya permintaan yang disebabkan oleh upaya untuk mengekang penyebaran virus baru.