kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak menguat setelah IEA merilis prediksi kenaikan permintaan tahun depan


Jumat, 14 Desember 2018 / 07:59 WIB
Harga minyak menguat setelah IEA merilis prediksi kenaikan permintaan tahun depan
ILUSTRASI. Kilang minyak di Irak


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak masih menguat menjelang akhir pekan. Jumat (14/12) pukul 7.39WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari 2019 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 52,75 per barel.

Harga minyak acuan Amerika Serikat (AS) ini menguat 0,32% jika dibandingkan dengan harga penutupan perdagangan kemarin pada US$ 52,58 per barel. Kemarin, harga minyak WTI melaju 2,80% dalam sehari.

Sedangkan harga minyak brent untuk pengiriman Februari 2019 di ICE Futures kemarin ditutup pada US$ 61,45 per barel, naik 2,16% daripada penutupan hari sebelumnya US$ 60,15 per barel.

International Energy Agency (IEA) kemarin mengatakan bahwa defisit pasar minyak global akan terjadi lebih cepat daripada prediksi setelah kesepakatan OPEC dan Rusia memangkas produksi. Keputusan Kanada yang juga akan menurunkan pasokan turut mengontribusi defisit ini.

Lembaga energi yang berpusat di Paris, Prancis ini menyebut, kenaikan permintaan minyak global akan mencapai 1,4 juta barel per hari pada tahun depan. Sedangkan kenaikan permintaan tahun ini mencapai 1,3 juta barel per hari. "Prospek kenaikan permintaan masih berada di 1,4 juta barel per hari meski harga telah menurun cukup besar dari puncak harga tertinggi awal Oktober lalu," ungkap IEA seperti dikutip Reuters.

Sementara OPEC memperkirakan permintaan minyak mentah tahun depan akan turun menjadi 31,44 juta barel per hari, turun 100.000 barel per hari daripada prediksi bulan sebelumnya. Perkiraan angka permintaan ini pun lebih rendah sekitar 1,53 juta barel per hari daripada level produksi saat ini.

OPEC dan Rusia sepakat memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel per hari mulai Januari untuk mengerem persediaan yang menumpuk. Sementara itu, Provinsi Alberta, Kanada akan memaksa produsen minyak menekan pasokan 325.000 barel per hari mulai Januari. Keputusan pemerintah provinsi ini muncul karena kapasitas produksi telah melebihi kapasitas jaringan pipa yang tersedia.

Dari AS, persediaan minyak di Cushing, Oklahoma yang merupakan titik pengiriman produk futures minyak mentah AS, turun hampir 822.000 barel pada sepekan hingga 11 Desember. "Pasar komoditas energi bergerak menuju kondisi stabil pada pekan ini dan saya memperkirakan, hari ini pun masih terjadi," kata Gene McGillian, manager of market research Tradition Energy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×