Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak kembali naik di tengah momentum penurunan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). Kamis (29/9) pukul 17.05 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak November 2022 naik 0,19% ke level US$ 82,15 per barel.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo menjelaskan pergerakan dolar AS yang lebih lemah menjadi penyokong harga minyak mentah, bersamaan dengan reli saham yang mendorong optimisme ekonomi dan permintaan energi.
Selain itu, kenaikan harga minyak mentah didorong juga oleh laporan persediaan Energy Information Administration (EIA) yang menunjukkan penurunan pasokan dalam persediaan minyak mentah, bensin, dan sulingan.
Baca Juga: Tok! DPR Setujui APBN 2023, Pertumbuhan Ekonomi Ditargetkan 5,3%
"Harga minyak juga mendapat dukungan setelah Biro Keselamatan dan Penegakan Lingkungan mengatakan perusahaan energi AS menganggur 9,12% atau 157.706 barel dari produksi minyak mentah harian di Teluk Meksiko karena badai," terang Sutopo kepada Kontan.co.id, Kamis (29/9).
Menurut Sutopo pemicu kenaikan harga komoditas belum diketahui secara pasti. Isu dan berita tidak mencerminkan kondisi sebenarnya.
Tetapi perang di Ukraina telah menjadi pendorong harga energi naik. Insiden energi terbaru, yaitu tiga ledakan pipa gas membuat adanya krisis energi yang sedang berlangsung di Eropa sehingga menopang harga batubara dan gas alam global.
Sutopo mengatakan kondisi pasokan saat ini masih relatif surplus. Namun, kondisi permintaan tidak maksimal karena penguatan dolar AS yang dijadikan patokan perdagangan relatif memberatkan konsumen.
Baca Juga: Kuasai 20,9%, Berkshire Hathaway Kembali Beli Saham Occidental
Komoditas energi akan selalu menjadi kebutuhan dasar untuk pertumbuhan ekonomi. Sehingga harga komoditas energi akan membaik meski tetap ada fluktuasi.
"Tingginya inflasi masih menjadi kendala dalam permintaan karena tindakan bank sentral yang agresif soal pengetatan," ujar Sutopo.
Sutopo mengatakan proyeksi harga minyak mentah dalam waktu dekat akan berada di level US$ 79 per barel. Dia memperkirakan harga minyak tahun depan akan di sekitar US$ 98 per barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News