Sumber: CNBC | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak dunia memanas di tengah ketegangan yang mencuat di Irak. Apalagi, muncul ketidakpastian terkait kesepakatan nuklir Iran.
Mengutip CNBC, Senin (16/10), minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) ditutup naik 0,82% ke level US$ 51,87 per barel. Meskipun di pasar Asia, Selasa (17/10), harganya melemah tipis ke US$ 51,83 sebarel pukul 07.28 WIB.
Sementara, minyak mentah Brent melesat 1,2% menjadi US$ 57,83 per barel pukul 18.29 GMT. Komoditas energi menguat karena kekhawatiran ekspor dari OPEC bakal terganggu. Pasalnya, Irak mengerahkan pasukan ke Kota Kirkuk untuk mengambil alih ladang minyak dari tangan militer Kurdi.
Kirkuk menyumbang 200.000 barel per hari (bpd) dari sekitar 600.000 bpd minyak yang diproduksi di wilayah KRG. Turki mengancam akan menutup pipa yang dioperasikan KRG.
Kekhawatiran baru mengenai sanksi AS terhadap Iran juga menarik perhatian pasar. Jumat, Presiden Trump menolak menyatakan di hadapan Kongres bahwa Iran mematuhi kesepakatan nuklir, meskipun inspektur internasional mengatakannya.
Berdasarkan undang-undang AS, presiden harus menyatakan setiap 90 hari bahwa Iran mematuhi kesepakatan tersebut, demi kepentingan keamanan nasional. Kongres memiliki waktu 60 hari untuk memutuskan apakah akan mengajukan sanksi ekonomi kepada Teheran lagi.
"Kami melihat ketegangan geopolitik yang meningkat di Timur Tengah memberikan dukungan di pasar saat ini, yaitu di Irak, dan beberapa ketidakpastian terkait Iran," kata Anthony Headrick, Analis pasar energi di CHS Hedging LLC di Inver Grove Heights, seperti dilansir CNBC.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News