Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melonjak lebih dari US$ 7 pada awal perdagangan pada Senin setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menempatkan penangkal nuklir negara itu dalam siaga tinggi dalam menghadapi negara-negara Barat dan Jepang yang meningkatkan sanksi terhadap bank-bank Rusia.
Kewaspadaan nuklir dan kendala pembayaran bank meningkatkan kekhawatiran bahwa pasokan minyak dari produsen terbesar kedua di dunia itu dapat terganggu saat Rusia menggali menyusul invasinya ke Ukraina.
Harga minyak mentah berjangka Brent naik US$ 5,46 atau 5,6% menjadi US$ 103,39 per barel pagi ini setelah mencapai level tertinggi US$ 105,07 per barel tak lama setelah perdagangan dibuka. Pekan lalu kontrak minyak acuan brent mencapai level tertinggi lebih dari tujuh tahun di US$ 105,79 per barel setelah invasi dimulai.
Baca Juga: Germany Signalled a U-turn in Key Energy Policies to Cut Dependency on Russian Gas
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik US$ 5,64, atau 6,2%, menjadi US$ 97,23 per barel, setelah mencapai level tertinggi US$ 99,10 per barel tak lama setelah pembukaan. WTI mencapai level tertinggi US$ 100,54 per barel minggu lalu.
Putin meningkatkan taruhannya pada hari Minggu. Dia memerintahkan pasukan pencegahan Rusia yang mengoperasikan senjata nuklir menjadi siaga tinggi. Dia mengambil langkah ini dengan alasan adanya pernyataan agresif oleh para pemimpin NATO dan berbagai sanksi ekonomi yang dikenakan pada Rusia oleh Barat.
"Keputusan Presiden Putin untuk menempatkan pasukan nuklir Rusia dalam siaga tinggi adalah eskalasi yang jelas dan mengkhawatirkan yang hanya dapat mendukung harga minyak," kata Stephen Brennock dari broker minyak PVM kepada Reuters.
Baca Juga: Putin Titahkan Pasukan Nuklir dalam Siaga Tinggi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News