kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Melonjak, Brent dan WTI Terbang US$ 7 di Awal Perdagangan


Senin, 28 Februari 2022 / 18:12 WIB
 Harga Minyak Melonjak, Brent dan WTI Terbang US$ 7 di Awal Perdagangan


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga minyak melonjak pada perdagangan hari ini karena sejumlah negara Barat memberlakukan lebih banyak sanksi terhadap Rusia dan memblokir beberapa bank Rusia dari sistem pembayaran global. Hal ini dikhawatirkan dapat menyebabkan gangguan parah pada ekspor minyak.

Senin (28/2) pukul 18.00 WIB, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman naik US$4,82 atau 4,9% menjadi US$ 102,75 per barel setelah menyentuh level tertinggi US$ 105,07 per barel di awal perdagangan hari ini .

Kontrak Brent untuk pengiriman April berakhir pada hari ini. Kontrak paling aktif, untuk pengiriman bulan Mei 2022, masih naik US$ 4,74 pada US$ 98,86 per ons troi.

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman April 2022 naik US$ 4,62, atau 5%, menjadi US$ 96,21 per barel setelah mencapai US$ 99,10 di awal perdagangan sesi Asia.

Baca Juga: Investor Masih Mencerna Sanksi Barat ke Rusia, Saham Reli dan Harga Minyak Turun

"Kekhawatiran yang berkembang tentang gangguan pasokan energi Rusia mendorong harga minyak dan gas naik tajam," kata analis Commerzbank, Carsten Fritsch.

Rusia menghadapi gangguan parah pada ekspor semua komoditas mulai dari minyak hingga biji-bijian setelah negara-negara Barat memberlakukan sanksi keras terhadap Moskow dan memutus beberapa bank Rusia dari sistem pembayaran internasional SWIFT.

Nilai minyak mentah Rusia, yang menyumbang sekitar 10% dari pasokan minyak global, dipalu di pasar fisik.

Bank Goldman Sachs menaikkan perkiraan harga Brent satu bulan menjadi US$ 115 per barel dari US$ 95 sebelumnya.

"Kami memperkirakan harga komoditas yang dikonsumsi Rusia adalah produsen utama untuk reli dari sini - ini termasuk minyak," kata Goldman Sachs.

Presiden Vladimir Putin menempatkan penangkal nuklir Rusia dalam siaga tinggi pada hari Minggu (27/2).

Pasukan Rusia merebut dua kota kecil di tenggara Ukraina, kata kantor berita Interfax, tetapi mendapat perlawanan keras di tempat lain.

Pembicaraan antara Ukraina dan Rusia telah dimulai di perbatasan Belarusia, kata seorang penasihat presiden Ukraina, yang bertujuan untuk menyetujui gencatan senjata segera.

Baca Juga: Harga Paladium dan Emas Meroket saat Rusia Kebanjiran Sanksi Ekonomi

"Jika ada kemajuan dalam pertemuan ini, kita akan melihat pembalikan tajam di pasar - kita akan melihat saham naik, dolar naik, dan minyak turun," kata analis OANDA Jeffrey Halley.

Perusahaan minyak utama Inggris BP memutuskan untuk keluar dari investasi minyak dan gas Rusia, membuka front baru dalam kampanye Barat untuk mengisolasi ekonomi Rusia. BP adalah investor asing terbesar Rusia.

"Sanksi dan eksodus perusahaan minyak Barat kemungkinan dalam jangka menengah hingga panjang akan mengakibatkan produksi minyak dan gas Rusia lebih rendah," kata Fritsch.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, dijadwalkan bertemu pada 2 Maret. Kelompok itu diperkirakan akan tetap pada rencana untuk menambah pasokan 400.000 barel per hari (bph) di April.

Menjelang pertemuan, OPEC+ merevisi turun perkiraan surplus pasar minyak untuk 2022 sekitar 200.000 barel per hari menjadi 1,1 juta barel per hari, menggarisbawahi ketatnya pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×