Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak mentah kembali menguat pada perdagangan hari ini dan mencetak level tertinggi sejak Februari 2020 setelah Arab Saudi setuju untuk mengurangi produksi lebih dari yang diharapkan dalam pertemuan dengan produsen sekutu.
Sokongan bagi harga minyak bertambah setelah data industri menunjukkan stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) turun pada pekan lalu.
Rabu (6/1) harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Maret 2021 sempat naik 0,9% ke posisi US$ 54,09 per barel. Ini jadi rekor tertinggi sejak 26 Februari 2020, sebelum akhirnya tergelincir tipis ke US$ 53,82 per barel, setelah melonjak 4,9% pada perdagangan Selasa (5/1).
Serupa, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Februari 2021 juga sempat ke level US$ 50,24 per barel, juga tertinggi sejak 26 Februari, sebelum tergelincir ke US$ 49,96 per barel. Kontrak ini ditutup menguat 4,6% pada sesi sebelumnya.
Baca Juga: OPEC+ sepakat kurangi produksi minyak di bulan Februari dan Maret 2021
Sokongan utama bagi harga minyak datang setelah Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar dunia, pada Selasa sepakat untuk melakukan pengurangan produksi minyak sukarela tambahan sebesar 1 juta barel per hari (bph) pada bulan Februari dan Maret.
Hal tersebut diambil setelah pertemuan dengan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan lainnya, yang disebut OPEC+.
Pengurangan yang disepakati oleh Arab Saudi dimasukkan dalam kesepakatan untuk membujuk produsen lain dalam kelompok OPEC+ gina mempertahankan produksi agar tetap stabil.
Dengan infeksi virus corona yang menyebar dengan cepat di banyak bagian dunia, produsen minyak dunia berusaha untuk mendukung harga karena permintaan terpukul dengan adanya penguncian baru yang diberlakukan.
"Terlepas dari perjanjian pasokan bullish ini, kami yakin keputusan Arab Saudi kemungkinan mencerminkan tanda-tanda melemahnya permintaan karena lockdowns yang diberlakukan kembali," kata analis dari Goldman Sachs dalam sebuah catatan. Meski bagitu, Goldman tetap mempertahankan perkiraan harga minyak Brent untuk akhir tahun 2021 di kisaran US$ 65 per barel.
Di sisi lain, langkah anggota OPEC, Iran, penyitaan kapal tanker Korea Selatan di Teluk pada hari Senin juga mendukung harga. Teheran membantah telah menyandera kapal dan awaknya untuk mendorong Seoul mencairkan dana sebesar US$ 7 miliar yang dibekukan di bawah sanksi AS.
Baca Juga: Harga minyak mentah sentuh level tertinggi 11 bulan, Arab sukarela pangkas produksi
Sementara itu, data American Petroleum Institute memperlihatkan persediaan minyak mentah AS turun 1,7 juta barel dalam pekan yang berakhir 1 lalu. Ini membuat stok minyak mentah AS menjadi 491,3 juta barel.
Penurunan persediaan minyak AS ini melebihi ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan penurunan 1,3 juta barel.
Selanjutnya: Tertekan pembatasan di Jawa dan Bali, IHSG anjlok 1,17% ke level 6.065,68 Rabu (6/1)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News