kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,08   6,72   0.72%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak melesat lebih dari 2% setelah penarikan persediaan minyak AS turun


Kamis, 24 Desember 2020 / 07:09 WIB
Harga minyak melesat lebih dari 2% setelah penarikan persediaan minyak AS turun
ILUSTRASI. Harga minyak menguat


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak ditutup melesat lebih dari 2% pada perdagangan kemarin. Hal ini didorong oleh penurunan persediaan minyak mentah, bensin dan sulingan di Amerika Serikat (AS) yang mengangkat harapan investor untuk beberapa pengembalian permintaan bahan bakar.

Rabu (23/12), harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Februari 2021 ditutup menguat US$ 1,12 atau 2,2% ke level $ 51,20 per barel.

Setali tiga uang, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Februari 2021 juga ditutup naik US$ 1,1  atau 2,3% menjadi US$ 48,12 per barel.

Keperkasaan harga minyak datang setelah Energy Information Administration (EIA) merilis persediaan minyak mentah AS yang turun 562.000 barel di pekan lalu menjadi 499,5 juta barel. 

Baca Juga: Wall Street: Dow Jones dan S&P 500 menguat tipis berkat klaim pengangguran membaik

Dalam rilis tersebut juga disebutkan bahwa sok bensin secara mengejutkan turun 1,1 juta barel menjadi 237,8 juta barel dalam pekan yang berakhir 18 Desember lalu. EIA menambahkan, stok minyak sulingan juga berkurang 2,3 juta barel di pekan lalu menjadi 148,9 juta barel. Jumlah ini lebih dari yang diperkirakan.

"Kami melihat pemulihan moderat dalam permintaan distilasi dan permintaan bensin yang mengindikasikan musim liburan," kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates di Houston. 

"Angka-angka permintaan yang dikombinasikan dengan bensin dan penarikan persediaan distilat telah membantu mendukung pasar untuk pagi ini."

Perusahaan energi AS pada minggu ini telah menambahkan rig minyak dan gas alam untuk minggu kelima berturut-turut. Data perusahaan jasa energi Baker Hughes Co mengungkapkan, jumlah rig minyak dan gas, indikator awal produksi di masa depan, naik 2 menjadi 348 dalam seminggu hingga 23 Desember.

Turut mendukung harga minyak datang dari dolar AS yang jatuh. The greenback yang lemah membuat komoditas yang diperdagangkan dalam denominasi dolar AS seperti minyak mentah lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Di sisi lain, kini investor juga mengawasi Nigeria, di mana ada gangguan pasokan membantu menaikkan harga emas hitam ini. 

Hal tersebut terjadi setelah Exxon Mobil Corp mengeluarkan force majeure di terminal ekspor minyak mentah Qua Iboe pekan lalu setelah kebakaran melanda fasilitas dan melukai dua pekerja.

Sebuah sumber mengatakan kepada Reuters, produksi diperkirakan akan dilanjutkan pada awal Januari.

Baca Juga: Dolar AS melemah, harga emas melonjak hampir 1% pada penutupan Rabu (23/12)

Aliran tersebut diharapkan memuat sekitar 180.000 barel per hari (bpd) pada bulan Desember dan 150.000 bpd pada bulan Januari.

Namun, pasar minyak tetap gelisah tentang pemulihan permintaan minyak di masa depan karena varian baru virus corona yang sangat menular telah melanda Inggris. Hal tersebut mendorong banyak negara untuk menutup perbatasan mereka dengan negara itu.

Untungnya, ada sentimen positif lainnya yang datang dari klaim tunjangan pengangguran di AS yang tiba-tiba turun pada minggu lalu. Meskipun tetap berada di tingkat ynag tinggi karena banyak bisnis menghadapi pembatasan dan konsumen yang bertahan di tengah meningkatnya kasus Covid-19, hal ini tetap menjadi angin segar.

Selanjutnya: Pemerintahan AS terancam shutdown, apa yang bakal terjadi?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×