kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dolar AS melemah, harga emas melonjak hampir 1% pada penutupan Rabu (23/12)


Kamis, 24 Desember 2020 / 06:52 WIB
Dolar AS melemah, harga emas melonjak hampir 1% pada penutupan Rabu (23/12)
ILUSTRASI. harga emas kian menyilaukan


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas ditutup melonjak hampir 1% pada akhir perdagangan kemarin. Keperkasaan emas didukung oleh melemahnya dolar Amerika Serikat (AS). 

Rabu (23/12), harga emas spot ditutup menguat 0,8% ke US$ 1.873,92 per ons troi. Di sisi lain, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Februari 2021 juga ditutup naik 0,4% ke US$ 1.878,10 per ons troi. 

Sokongan bagi harga emas juga datang setelah investor tetap mempertahankan harapan pada paket stimulus AS bahkan setelah Presiden AS Donald Trump mengancam tidak akan menandatangani RUU paket bantuan tersebut.

"Data ekonomi hanya memperkuat keyakinan bahwa ekonomi sedang melambat dan itu akan membantu negosiasi. Ini akan menjadi sangat mungkin bahwa beberapa tipe kesepakatan stimulus masih akan dilakukan," kata Edward Moya, senior analis pasar di OANDA.

Baca Juga: IHSG turun 0,24% ke 6.008 pada perdagangan Rabu (23/12), asing bukukan net sell

"Dolar yang sedikit lebih lemah juga telah memberikan pergerakan yang lebih tinggi bagi harga emas," ungkap Moya, menambahkan kesepakatan stimulus dan perkembangan positif dari pembicaraan lebih lanjut terkait Brexit yang diperlukan untuk memperkuat harga emas.

Meningkatkan daya pikat emas bagi pemegang mata uang lainnya, yaitu setelah the greenback turun 0,3%. Investor pun memperkirakan adanya penurunan lebih lanjut pada dolar AS hingga tahun 2021 mendatang.

Penguatan emas sedikit merenggang setelah Trump mengancam untuk tidak menandatangani paket bantuan virus corona senilai US$ 892 miliar. Namun, sebagian menilai, jumlah dalam stimulus harus ditingkatkan.

"Bahkan jika Donald Trump menolak untuk menandatangani RUU, namun secara luas tetap diperkirakan bahwa Biden akan melakukannya dan karena itu saat ini kali tidak perkirakan tidak ada penurunan apapun untuk emas," ungkap analis Natixis, Bernard Dahdah.

Dari data tenaga kerja di Negeri Paman Sam pada pekan lalu menunjukkan kemajuan setelah klaim tunjangan pengangguran secara tak terduga membaik, walau tetap berada di level tertinggi. 

Baca Juga: Di tahun ini, Nusantara Infrastructure (META) selesaikan dua proyek

Emas yang dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan pelemahan mata uang, telah meningkat lebih dari 23% pada tahun ini. Emas mendapatkan manfaat dari stimulus besar-besaran yang dilepaskan hampir semua negara.

Di sisi lain, alarm tentang varian virus corona yang sangat menular membuat gelombang larangan perjalanan, turut menopang harga emas. Mengingat hal tersebut membuat tingkat kekhawatiran atas pemulihan ekonomi setelah pandemi kembali naik.

Selanjutnya: Wall Street: Dow Jones dan S&P 500 menguat tipis berkat klaim pengangguran membaik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×