kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak melemah hampir 1% setelah OPEC+ sepakat pangkas pemotongan produksi


Kamis, 16 Juli 2020 / 12:25 WIB
Harga minyak melemah hampir 1% setelah OPEC+ sepakat pangkas pemotongan produksi
ILUSTRASI. harga minyak melemah


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak melemah pada perdagangan hari ini setelah OPEC+ sepakat untuk mengurangi pemangkasan produksi mulai bulan Agustus mendatang. 

Kamis (16/7) pukul 12.00 WIB, harga minyak mentah jenis Brent kontrak pengiriman September 2020 di ICE Futures turun 27 sen atau 0,6% menjadi US$ 43,52 per barel. 

Setali tiga uang harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Agustus 2020 juga melemah 32 sen atau 0,8% ke US$ 40,88 per barel. 

Baca Juga: Harga minyak tergelincir setelah kesepakatan OPEC+ melonggarkan pasokan, Kamis (16/7)

Padahal, kedua kontrak acuan ini naik 2% pada sesi sebelumnya, berkat penurunan persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS). 

Namun, keputusan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu-sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, untuk mengurangi skala pengurangan produksi minyak mulai bulan Agustus karena pemulihan ekonomi global dari pandemi virus corona malah menekan harga. 

OPEC+ telah memangkas produksi minyak sebesar 9,7 juta barel per hari, atau 10% dari pasokan global pada bulan Mei-Juli 2020. Tetapi mulai Agustus, pengurangan produksi secara resmi akan dipangkas menjadi 7,7 juta barel per hari hingga bulan Desember mendatang. 

"Beberapa investor mengambil untung setelah keputusan OPEC+, tetapi data dari stok minyak mentah AS juga memberikan beberapa dukungan," kata Kazuhiko Saito, kepala analis Fujitomi Co. 

Data dari Energy Information Administration (EIA) menunjukkan, persediaan minyak mentah AS turun 7,5 juta barel pekan lalu. Angka ini jauh lebih banyak dari penurunan 2,1 juta barel yang diperkirakan oleh para analis dalam jajak pendapat Reuters.

Meskipun ada kesepakatan resmi OPEC+, Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan, pengurangan produksi pada Agustus dan September akan mencapai sekitar 8,1 juta-8,3 juta barel per hari. 

Jumlah ini lebih banyak dari jumlah utama karena sejumlah negara-negara dalam kelompok tersebut yang sebelumnya gagal melakukan pemangkasan produksi harus melakukan pemotongan tambahan di bulan Agustus-September, kata dia.

Harga minyak diperkirakan akan tetap dalam kotak karena lebih banyak pasokan dari negara-negara OPEC + kemungkinan akan diserap oleh pemulihan permintaan, kata Tsutomu Kosuge, presiden perusahaan riset komoditas Marketedge Co.

Baca Juga: Harga minyak terus menguat, data stok minyak jadi penopang utama

"Saya perkirakan Brent akan bertahan pada kisaran ketat antara US$ 40,50-US$ 46,50 per barel untuk bulan depan atau lebih," lanjut Kosuge. Ini terjadi setelah meningkatnya ketegangan antara China dan Amerika Serikat yang dapat membebani sentimen pasar.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan, AS akan memberlakukan pembatasan visa pada perusahaan-perusahaan China seperti Huawei Technologies yang ia tuduh memfasilitasi pelanggaran hak asasi manusia.

Rystad Energy juga meramalkan bahwa harga minyak akan tetap berada di tempat yang sama seperti saat ini selama sisa tahun 2020. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×