kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Harga Minyak Melanjutkan Koreksi, pasca Sinyal Kenaikan Suku Bunga The Fed


Rabu, 08 Maret 2023 / 07:10 WIB
Harga Minyak Melanjutkan Koreksi, pasca Sinyal Kenaikan Suku Bunga The Fed
ILUSTRASI. Harga minyak melanjutkan koreksi pada perdagangan Rabu (8/3) pagi. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melanjutkan koreksi pada perdagangan Rabu (8/3) pagi. Pukul 07.00 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman April 2023 di New York Mercantile Exchange ada di US$ 77,25 per barel, turun 0,42% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 77,58 per barel.

Harga minyak melanjutkan koreksi setelah Gubernur Federal Reserve Jerome Powell mengisyaratkan bank sentral kemungkinan akan menaikkan suku bunga lebih tinggi dan berpotensi lebih cepat dari yang diperkirakan. Hal ini meningkatkan kekhawatiran hambatan permintaan.

Mengutip Bloomberg, pernyataan Powell dalam kesaksian di depan Kongres, membuka peluang bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga sebesar 0,5% dalam pertemuan kebijakan bulan ini.

Baca Juga: Harga Minyak Lanjut Menguat di Tengah Kekhawatiran Pasokan dan Pemulihan Permintaan

Menambah sentimen bearish, Sekretaris Jenderal OPEC Haitham Al-Ghais mengatakan, melambatnya konsumsi minyak di Eropa dan Amerika Serikat menimbulkan kekhawatiran bagi pasar. Bahkan, di saat Asia mencatat pertumbuhan fenomenal.

Citigroup Inc juga memprediksi pasokan global cukup, sementara permintaan tetap rendah.

Harga minyak bergerak fluktuatif tahun ini karena kekhawatiran atas pengetatan moneter yang lebih lanjut dari The Fed, yang mengimbangi prospek bangkitnya permintaan dari China setelah berakhirnya kebijakan nol Covid.

Namun, optimisme kenaikan permintaan minyak dari China ini sedikit terganggu oleh penetapan target pertumbuhan ekonomi yang moderat tahun ini, yakni hanya sebesar 5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×