Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak menguat pada awal perdagangan hari ini karena kelompok produsen utama OPEC menggarisbawahi laju peningkatan produksi tetap sama seperti bulan lalu. Di sisi lain, konsumen utama minyak, China, telah meningkatkan tingkat operasi untuk memenuhi lonjakan permintaan diesel.
Selasa (2/11) pukul 08.40 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Januari 2022 naik 28 sen atau 0,3% ke US$ 84,99 per barel.
Sementara itu, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Desember 2021 naik 19 sen atau 0,2% menjadi US$ 84,24 per barel.
"Harga minyak mentah tampaknya masih siap untuk naik, dengan beberapa pedagang menunggu konfirmasi setelah persediaan minyak mentah EIA menunjukkan permintaan untuk sebagian besar produk menuju ke arah yang benar. Sementara produksi AS stabil dan dengan rencana OPEC+ tetap pada kenaikan bertahap 400.000 barel per hari," kata Edward Moya, analis senior di OANDA.
Minyak reli ke level tertinggi dalam beberapa tahun di minggu lalu, dibantu oleh rebound permintaan pasca-pandemi dan OPEC+ yang tetap berpegang pada peningkatan produksi bulanan bertahap sebesar 400.000 barel per hari (bph), meskipun ada permintaan untuk lebih banyak minyak dari konsumen utama.
Baca Juga: Harga minyak mentah ditutup menguat dengan prospek permintaan tetap tinggi
Survei Reuters menemukan, peningkatan produksi minyak OPEC pada Oktober kurang dari kenaikan yang direncanakan berdasarkan kesepakatan. itu terjadi karena pemadaman paksa di beberapa produsen kecil mengimbangi pasokan yang lebih tinggi dari Arab Saudi dan Irak.
OPEC memompa 27,50 juta barel per hari (bph) pada Oktober, naik 190.000 barel per hari dari bulan sebelumnya tetapi di bawah peningkatan 254.000 yang diizinkan berdasarkan kesepakatan pasokan.
Sementara itu, perusahaan minyak nasional di China telah meningkatkan laju operasi kilang, meningkatkan seleranya terhadap minyak mentah, untuk mencegah kekurangan solar di negara pengguna minyak terbesar kedua di dunia itu.
Stok minyak mentah AS diperkirakan kembali meningkat minggu lalu. Sedangkan persediaan bensin dan sulingan terlihat turun, berdasarkan jajak pendapat awal Reuters pada hari Senin (1/11).
Jajak pendapat itu dilakukan menjelang laporan dari American Petroleum Institute, sebuah kelompok industri, yang dijadwalkan pada hari ini, dan EIA, badan statistik Departemen Energi AS, yang akan dirilis pada hari Rabu (3/11).
Selanjutnya: Inilah saham yang paling cuan pada Oktober 2021 dan masih prospek untuk dibeli
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News