Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak menetap lebih tinggi pada hari Senin karena ekspektasi permintaan yang kuat dan keyakinan bahwa kelompok produsen utama tidak akan terlalu cepat membantu membalikkan kerugian awal yang disebabkan oleh pelepasan cadangan bahan bakar oleh konsumen energi nomor 1 dunia, China.
Senin (1/11), harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Januari 2022 ditutup menguat 99 sen atau 1,1% menjadi US$ 84,71 per barel, setelah mencapai sesi terendah di US$ 83,03 per barel.
Serupa, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Desember 2021 ditutup naik 84 sen atau 0,6% ke US$ 84,05 per barel setelah sebelumnya jatuh ke US$ 82,74 per barel.
Sebuah jajak pendapat yang digelar Reuters menunjukkan bahwa harga minyak diperkirakan akan bertahan mendekati US$ 80 per ons troi pada akhir tahun. Ini terjadi karena persediaan yang terbatas dan harga gas yang lebih tinggi mendorong peralihan ke minyak mentah untuk digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik.
Harga minyak reli ke level tertinggi dalam beberapa tahun di minggu lalu, dibantu oleh rebound permintaan pasca-pandemi dan OPEC+ yang tetap berpegang pada peningkatan produksi bulanan bertahap sebesar 400.000 barel per hari (bph), meskipun ada permintaan untuk lebih banyak minyak dari konsumen utama.
Survei terbaru Reuters menemukan, peningkatan produksi minyak OPEC pada Oktober kurang dari kenaikan yang direncanakan berdasarkan kesepakatan dengan sekutu. Ini karena pemadaman paksa di beberapa produsen kecil yang mengimbangi pasokan yang lebih tinggi dari Arab Saudi dan Irak.
Baca Juga: Sempat cetak level tertinggi, harga minyak Brent dan WTI melemah di pekan ini
OPEC+ diperkirakan oleh para analis untuk tetap pada penambahan 400.000 barel pada pertemuan 4 November, dengan anggota Kuwait dan Irak dalam beberapa hari terakhir menyuarakan dukungan mereka untuk itu, mengatakan volume itu memadai.
"Kami merasa bahwa posisi mereka akan menjadi posisi di mana status quo akan dipertahankan sementara 'kedip dan anggukan' akan diberikan dalam menerima pelanggaran kuota jika nilai Brent naik kembali ke wilayah tertinggi baru dalam 7 tahun," jelas Jim Ritterbusch , Presiden Ritterbusch and Associates LLC di Galena, Illinois.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada hari Sabtu mendesak negara-negara penghasil energi utama G20 dengan kapasitas cadangan untuk meningkatkan produksi guna memastikan pemulihan ekonomi global yang lebih kuat, bagian dari upaya luas untuk menekan OPEC+ untuk meningkatkan pasokan.
Harga minyak terus naik meskipun China mengatakan dalam pernyataan resmi yang langka bahwa mereka telah merilis cadangan bensin dan solar untuk meningkatkan pasokan pasar dan mendukung stabilitas harga di beberapa wilayah.
Di sisi lain, Exxon dan Chevron sedang mencari untuk menambah rig pengeboran di cekungan serpih Permian setelah memotong tajam awak dan produksi di wilayah tersebut tahun lalu, kata perusahaan pada hari Jumat.
Selanjutnya: Wall Street cetak rekor tertinggi lagi, saham Tesla jadi pendorong utama
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News