kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45937,59   9,24   0.99%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dow Jones dan S&P 500 tergelincir kinerja keuangan dan pesimisme stimulus AS


Rabu, 28 Oktober 2020 / 05:41 WIB
Dow Jones dan S&P 500 tergelincir kinerja keuangan dan pesimisme stimulus AS
ILUSTRASI. Dua dari tiga indeks utama koreksi pada penutupan perdagangan Selasa (27/10)


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Selasa (27/10). Dua dari tiga indeks utama koreksi karena laporan keuangan yang mengecewakan serta pesimisme terkait stimulus virus corona di Amerika Serikat (AS) yang dapat disahkan sebelum hari pemilihan umum dilakukan. 

Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 222,19 poin atau 0,8% menjadi 27.463,19 dan indeks S&P 500 kehilangan 10,29 poin atau 0,30% ke level 3.390,68. Sedangkan indeks Nasdaq Composite naik 72,41 poin atau 0,64% ke posisi 11.431,35.

Penguatan Nasdaq ditopang oleh kinerja saham dari sejumlah perusahaan teknologi besar. Seperti saham Microsoft Corp yang menanjak jelang penutupan berkat kinerja di kuartal III-2020 yang mentereng.

Baca Juga: Wall Street bergerak tipis pada awal perdagangan Selasa (27/10)

Asal tahu saja, pendapatan Microsoft berhasil mengalahkan proyeksi setelah melesat 12% menjadi US$ 37,2 miliar. Raksasa perangkat lunak ini mendapat lebih banyak keuntungan dari pergeseran masyarakat global yang melakukan pekerjaan dan belajar dari rumah.

Di sisi lain, saham teknologi kelas berat juga menjaga indeks S&P 500 dari pelemahan lebih dalam sebagian besar sesi.

Sentimen dari stimulus Covid-19 di AS yang tak kunjung datang turut menekan pergerakan Wall Street. Bahkan sejumlah investor mulai pesimistis bahwa kesepakatan bantuan Covid-19 ini bisa dilakukan sebelum pemilu yang diadakan pada 3 November mendatang. 

Lonjakan virus corona baru di AS juga masih menekan bursa saham. Bahkan, pada Senin (26/10), tiga indeks utama membukukan penurunan terbesar dalam empat minggu setelah rekor jumlah kasus virus corona AS dan beberapa negara Eropa cetak rekor anyar.

Saham produsen obat Eli Lilly and Co pun anjlok 6,9% setelah keuntungan kuartalan terpukul dari kenaikan biaya untuk mengembangkan pengobatan COVID-19. Uji coba terapi antibodi gagal menunjukkan manfaat pada pasien yang dirawat di rumah sakit.

"Kemunduran yang telah kita lihat ini adalah sedikit lebih dari langkah risk-off karena paket stimulus tambahan sekarang telah dikesampingkan," kata Kevin Flanagan, Head of Fixed Income Strategy WisdomTree Investments. "Itu menyebabkan kekecewaan."

Baca Juga: IHSG naik tipis 0,31% pekan ini, laporan keuangan emiten jadi penopang

Sejumlah sektor yang sensitif terhadap pertumbuhan ekonomi terpukul. Sektor perbankan pada indeks S&P 500 koreksi 2,73% dan sektor energi melemah 1,38%. 

Sementara itu, pengukur ketakutan Wall Street naik ke level tertinggi sejak awal September karena kegelisahan pemilihan umum.

Dalam poling pemilu presiden AS kali ini, calon dari Partai Demokrat Joe Biden memimpin suara dari Presiden Donald Trump. Tetapi persaingan jauh lebih ketat tetap terjadi di negara-negara bagian yang menjadi penentu utama dari hasil pemilu.

Selanjutnya: Emiten bank rilis kinerja kuartal III, simak rekomendasi sederet saham bank berikut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×