kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak kompak menguat, stok minyak AS turun lebih dalam dari proyeksi


Rabu, 15 September 2021 / 13:22 WIB
Harga minyak kompak menguat, stok minyak AS turun lebih dalam dari proyeksi
ILUSTRASI. Stok minyak AS turun lebih dalam, harga minyak mentah melonjak lagi


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  SINGAPURA. Harga minyak kembali naik pada perdagangan hari ini setelah data industri menunjukkan penurunan yang lebih besar dari perkiraan dalam stok minyak mentah di Amerika Serikat. Selain itu, ekspektasi bahwa permintaan akan pulih karena peluncuran vaksin Covid-19 kembali menopang harga.

Tetapi penurunan produksi minyak mentah China pada Agustus dengan kilang harian mencapai level terendah sejak Mei lalu, dan produksi pabrik secara keseluruhan goyah, membatasi kenaikan harga minyak.

Rabu (15/9) pukul 13.00 WIB, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman November 2021 naik 0,7% menjadi US$ 74,09 per barel.

Setali tiga uang, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Oktober 2021 juga menguat 0,7% ke US$ 70,94 per barel.

Sentimen utama bagi minyak datang dari data American Petroleum Institute yang menyebut stok minyak mentah, bensin, dan sulingan AS semuanya turun pada minggu lalu. Ini terjadi karena dampak Badai Ida yang menutup banyak kilang dan produksi pengeboran lepas pantai.

Stok minyak mentah turun 5,4 juta barel untuk pekan yang berakhir 10 September. Analis rata-rata memperkirakan penurunan hanya 3,5 juta barel.

Baca Juga: Harga minyak masih berpotensi bullish ke depan, simak faktor pendorongnya

"Dampak Badai Ida jauh lebih besar daripada yang diantisipasi dan produksi di wilayah Teluk Meksiko mungkin akan berjuang untuk kembali sampai Badai Tropis Nicholas selesai dan akan menghujam wilayah tersebut dengan hujan lebat," kata Edward Moya, analis senior di OANDA.

Badai Tropis Nicholas bergerak perlahan melalui Gulf Coast pada hari Selasa, meninggalkan ratusan ribu rumah dan bisnis tanpa listrik, meskipun kilang Texas terus berjalan normal.

Kerusakan dari Nicholas terjadi hanya dua minggu setelah Badai Ida melumpuhkan sejumlah besar kapasitas penyulingan di Gulf Coast.

Sementara itu, setelah penurunan tiga bulan dalam permintaan minyak global karena penyebaran varian Delta dari virus corona dan pembaruan pembatasan pandemi, peluncuran vaksin akan mendorong rebound, kata International Energy Agency (IEA) kemarin.

Rincian tentang rencana China untuk menjual minyak mentah dari cadangan strategis masih menekan harga minyak. China disebut akan melelang cadangan minyaknya sebesar 7,4 juta barel pada 24 September mendatang.

"Tanda tanya besar adalah seperti apa gelombang berikutnya, tetapi optimisme tumbuh bahwa setiap gelombang (virus corona) akan kurang parah karena lebih banyak negara mendapatkan vaksin," kata Moya.

"Pasar minyak tetap defisit dan gangguan pasokan di AS akan menjaga harga tetap didukung dalam jangka pendek."

Selanjutnya: Baru sebulan menguasai Afghanistan, Taliban sudah dihantui krisis ekonomi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×