kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Kompak Menguat di Pagi Ini, Lonjakan Harga Gas Alam Jadi Penopang


Selasa, 26 Juli 2022 / 09:19 WIB
Harga Minyak Kompak Menguat di Pagi Ini, Lonjakan Harga Gas Alam Jadi Penopang
ILUSTRASI. Harga minyak Brent dan WTI sama-sama menguat 0,4% di pagi ini (26/7)


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak naik menguat di tengah ekspektasi pengurangan pasokan gas alam Rusia ke Eropa yang dapat mendorong peralihan ke minyak mentah. Namun, kekhawatiran atas melemahnya permintaan bahan bakar karena perkiraan kenaikan suku bunga AS membatasi keuntungan.

Selasa (26/7) pukul 08.45 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman September 2022 naik 45 sen, atau 0,4% menjadi US$ 105,60 per barel, menyusul kenaikan 1,9% pada hari sebelumnya.

Sejalan, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman September 2022 naik 34 sen atau 0,4% ke US$ 97,04 per barel, setelah ditutup melesat 2,1% pada hari Senin.

Dorongan bagi minyak datang setelah Rusia memperketat tekanan terhadap pengiriman gas ke Eropa pada hari Senin. Di mana, Gazprom mengatakan pasokan melalui pipa Nord Stream 1 ke Jerman akan turun menjadi hanya 20% dari kapasitas.

Pengurangan pasokan Rusia akan membuat negara-negara tidak dapat memenuhi tujuannya untuk mengisi ulang penyimpanan gas alam menjelang periode permintaan musim dingin. Jerman, ekonomi terbesar Eropa, menghadapi potensi penjatahan gas ke industri untuk menjaga warganya tetap hangat selama bulan-bulan di musim dingin.

Baca Juga: Harga Minyak Terkoreksi Tipis Pada Perdagangan Selasa (26/7) Pagi

"Harga gas yang lebih tinggi, dipicu oleh tekanan gas Rusia, dapat menyebabkan peralihan tambahan ke minyak mentah dari gas dan mendukung harga minyak," kata Hiroyuki Kikukawa, General Manager of Research Nissan Securities.

"Tetapi tarik-menarik antara kekhawatiran tentang melemahnya permintaan karena perlambatan ekonomi di tengah kenaikan suku bunga AS dan kekhawatiran risiko pasokan karena konflik Rusia-Ukraina yang berkepanjangan kemungkinan akan berlanjut untuk beberapa waktu," lanjut Kikukawa.

Dia pun memprediksi WTI akan naik dan berada dalam kisaran perdagangan yang berpusat di US$ 100 per barel.

Bank sentral AS secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada akhir pertemuan kebijakannya pada hari Rabu (27/7). Kenaikan sebesar itu secara efektif akan menutup dukungan ekonomi era pandemi.

Gap antara harga Brent dan WTI telah melebar ke level yang tidak terlihat sejak Juni 2019 karena berkurangnya permintaan bensin di Amerika Serikat yang membebani harga minyak mentah AS. Sementara pasokan yang ketat mendukung harga patokan internasional yang biasa menggunakan Brent.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×