kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak kompak menguat 1% di tengah hari ini, WTI menuju US$ 59,21 per barel


Jumat, 26 Maret 2021 / 13:23 WIB
Harga minyak kompak menguat 1% di tengah hari ini, WTI menuju US$ 59,21 per barel
ILUSTRASI. Harga minyak kembali menguat


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak mentah berhasil rebound setelah aksi jual yang terjadi pada sesi sebelumnya. Harga minyak mentah naik 1% pada hari ini di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa bisa memakan waktu berminggu-minggu untuk mengeluarkan kapal kontainer raksasa yang karam dan memblokir jalur di Terusan Suez. Hal tersebut dianggap akan menekan pasokan minyak mentah dan produk olahan.

Namun, harga minyak masih menuju berada di jalur penurunan mingguan ketiga secara berturut-turut, dengan prospek permintaan tertekan oleh penguncian virus corona baru yang dilakukan sejumlah negara di Eropa.

Jumat (26/3) pukul 12.30 WIB, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Mei 2021 naik 54 sen, atau 0,9%, menjadi US$ 62,49 per barel. Pada sesi sebelumnya, Brent turun 3,8%. 

Serupa, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Mei 2021 menguat 65 sen atau 1,1% ke US$ 59,21 per barel. pada Kamis (25/3), WTI jatuh 4,3%. 

Harga minyak mentah ini berada di jalur penurunan mingguan sekitar 3%, menyusul penurunan lebih dari 6% pada pekan lalu.

Salah satu penyebab harga minyak kembali memanas datang usai sebuah kapal kontainer yang terperangkap dan memblokir lalu lintas di Terusan Suez. Padahal Terusan Suez merupakan salah satu saluran pengiriman tersibuk di dunia untuk minyak dan bahan bakar olahan, biji-bijian, dan perdagangan lainnya antara Asia dan Eropa.

Baca Juga: Harga minyak mentah rebound di tengah penyumbatan Terusan Suez

Pejabat setempat menghentikan semua kapal yang memasuki kanal pada hari Kamis, dan perusahaan penyelamat mengatakan kapal tersebut mungkin membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk dapat dibebaskan dari lokasi itu.

"Kekhawatiran akan keterbatasan pasokan tumbuh karena Terusan Suez utama yang tetap diblokir oleh kapal raksasa itu, melebihi kekhawatiran atas permintaan yang lemah karena penguncian di Eropa dan Asia," kata Satoru Yoshida, analis komoditas Rakuten Securities.

Menurut perusahaan pelacakan kapal tanker, Kpler, dari 39,2 juta barel per hari (bpd) yang merupakan total perdagangan minyak mentah di laut pada tahun 2020, sebanyak 1,74 juta bpd melewati Terusan Suez. Selain itu, 1,54 juta bpd produk minyak sulingan seperti bensin dan solar mengalir melalui kanal itu, sekitar 9% dari perdagangan produk yang lewat laut global, kata Kpler.

Harapan bahwa OPEC+, kemungkinan akan mempertahankan produksi yang lebih rendah juga mendukung harga, kata peneliti Nissan Securities, Yasushi Osada.

OPEC+ akan dijadwalkan bertemu pada 1 April untuk memutuskan pasokan Mei. Sumber OPEC+ mengatakan kepada Reuters bahwa mereka memperkirakan akan bertahan pada level yang lebih rendah saat ini, karena prospek permintaan telah memburuk karena penguncian baru di Eropa.

Negara-negara di Eropa memperbarui batasan untuk mengekang penyebaran Covid-19, yang kemungkinan akan mengurangi permintaan bahan bakar dari wilayah tersebut. Jerman, ekonomi terbesar di Eropa, telah mengalami peningkatan kasus virus corona terbesar sejak Januari.

Di bagian barat India, pihak berwenang memerintahkan orang-orang untuk tetap berada dalam ruangan karena infeksi baru mencapai tingkat tertinggi dalam lima bulan.

Selanjutnya: Pendapatan turun, Waskita Karya (WSKT) catatkan rugi bersih Rp 7,38 triliun di 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×