kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.491.000   15.000   1,02%
  • USD/IDR 15.835   20,00   0,13%
  • IDX 7.202   67,60   0,95%
  • KOMPAS100 1.109   14,79   1,35%
  • LQ45 879   11,30   1,30%
  • ISSI 220   3,30   1,52%
  • IDX30 450   6,38   1,44%
  • IDXHIDIV20 543   7,63   1,42%
  • IDX80 127   1,90   1,51%
  • IDXV30 135   1,45   1,09%
  • IDXQ30 150   1,82   1,23%

Harga minyak kembali mengalami penurunan di awal pekan ini, Senin (30/9)


Senin, 30 September 2019 / 15:54 WIB
Harga minyak kembali mengalami penurunan di awal pekan ini, Senin (30/9)
ILUSTRASI. Kilang minyak di Basra, Irak


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Yudho Winarto

Permintaan yang menurun ini tentu menjadi sentimen negatif bagi harga minyak di pasar minyak dunia, “Berdampak negatif bagi harga minyak sehingga sampai akhir tahun harga minyak masih akan bergulir di US$ 52 - US$ 58 per barel,” jelas Deddy.

Baca Juga: Harga minyak kembali rebound pada perdagangan pagi ini

Selain itu, Deddy menambahkan bahwa pergerakan harga minyak juga turut dipengaruhi oleh perkembangan yang terjadi terkait perang dagang antara AS dan China. Terbaru, gedung putih memberi pernyataan bahwa pemerintahan Trump berencana menyingkirkan perusahaan-perusahaan asal China yang listing di bursa saham AS.

Menurut Deddy, hal ini kembali menimbulkan ketidakpastian kesepakatan dagang antara China dan AS sembari menunggu pertemuan kedua kepala negara tersebut yang akan terjadi pertengahan bulan Oktober nanti.

“Meski sempat terdepresiasi di US$ 54 per barel pada akhir pekan lalu, bukan tidak mungkin harga minyak bisa kembali mengalami tekanan dengan sentimen yang ada,” ujar Deddy.

Baca Juga: Pasca serangan 14 September, ekspor minyak Arab Saudi turun tajam

Ibrahim juga berpendapat bahwa kondisi perang dagang turut memberi pengaruh negatif pada harga minyak. Ia bilang AS mempertimbangkan untuk membatasi aliran uang ke China. Hanya saja, sentimen di Timur Tengah lebih mendominasi pergerakan minyak saat ini.

Dari sisi teknikal sendiri, Deddy menyampaikan bahwa harga minyak berada di atas MA50 namun di bawah MA100 dan MA200 serta MACD yang berada di area positif. Selain itu, RSI berada di area 47 cenderung melemah dan stochastic di area 31 dengan potensi melemah.

Deddy menilai indikator-indikator ini masih mengindikasikan bahwa harga minyak berada di area terkonsolidasi. Untuk esok hari, Deddy memperkirakan harga minyak akan berada di kisaran US$ 55.40 - US$ 56.90 per barel. Sedangkan Ibrahim menebak harga minyak berada di kisaran US$ 54.73 - US$ 57.20 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective [Intensive Boothcamp] Financial Statement Analysis

[X]
×