Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SINGAPURA. Harga minyak dunia tertekan pada transaksi perdagangan Kamis (15/12) pagi. Data yang dihimpun CNBC menunjukkan, pada pukul 09.10 waktu Singapura, harga kontrak minyak dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) ditransaksikan pada level US$ 50,89 per dollar AS atau turun 15 sen dari posisi penutupan sehari sebelumnya.
Sedangkan harga kontrak minyak jenis Brent turun 5 sen menjadi US$ 53,85 per barel.
Penurunan harga minyak terjadi setelah The Federal Reserve memutuskan untuk mengerek suku bunga acuannya menjadi kisaran 0,5%-0,75%. Kenaikan suku bunga AS ini mendorong perpindahan dana dari sektor komoditas ke surat utang AS dan dollar.
Sekadar informasi, saat ini, posisi dollar AS terbilang perkasa dan mendekati level tertingginya dalam 14 tahun terakhir.
"Kenaikan suku bunga AS menyebabkan tingkat yield obligasi melaju, sehingga memukul sektor komoditas secara umum," jelas Jeffery Halley, senior market analyst OANDA di Singapura.
Penguatan dollar AS, mata uang yang digunakan untuk bertransaksi minyak, dapat memukul tingkat permintaan karena membuat harga minyak lebih mahal.
Di sisi lain, harga minyak juga tertekan oleh kenaikan produksi minyak dari Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC).
Sekadar informasi, berdasarkan laporan bulanan OPEC, OPEC memompa produksi minyak sebanyak 33,87 juta per barel per hari pada bulan lalu. Angka tersebut naik 150.000 bpd dari posisi Oktober.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News