Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street melemah lagi pada perdagangan Kamis (15/10). Tiga indeks utama Wall Street turun dalam tiga hari berturut-turut.
Kemarin, Dow Jones Industrial Average turun tipis 0,07% ke 28.494,20. Indeks S&P 500 melemah 0,15% ke 3.483,34. Sedangkan Nasdaq Composite turun 0,47% ke 11.713,87.
Kenaikan jumlah klaim tunjangan pengangguran di Amerika Serikat (AS) dan pupusnya harapan stimulus fiskal sebelum pemilu menjadi pemberat pasar saham AS pada perdagangan kemarin. Laporan terpisah menyebut bahwa aktivitas manufaktur di negara bagian New York pada bulan Oktober turun lebih dalam daripada prediksi.
"Jika memburuk lagi, tingkat pengangguran akan sulit membaik karena kurangnya stimulus," kata Christopher C. Grisanti, chief equity strategist MAI Capital Management kepada Reuters.
Baca Juga: IHSG hari ini (16/10) bakal kembali melemah, saham berikut bisa menjadi pilihan
Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dia berniat menaikkan penawarannya yang sebesar US$ 1,8 triliun untuk penanggulangan Covid-19 dengan Demokrat di Kongres. Tapi, usul ini ditepis oleh Senate Majority Leader Mitch McConnell dari Partai Republik.
Indeks volatilitas CBOE yang mengukur volatilitas pasar menyentuh level tertinggi sepekan. Indeks S&P 500 sudah turun 3% di bawah rekor tertinggi yang tercatat pada 2 September lalu.
Dengan kurang dari 20 hari menjelang pemilihan presiden, Trump dan lawannya dari Demokrat, Joe Biden masing-masing menggelar acara pada slot utama di televisi Kamis malam setelah debat kedua yang direncanakan tanggal yang sama, 15 Oktober batal.
Baca Juga: IHSG akhirnya tumbang 1,37%, bagaimana nasib IHSG pada Jumat (16/10)?
"Penggerak pasar selanjutnya adalah pengerucutan siapa yang memenangkan pemilihan presiden dan seberapa dekat pergerakan Senat," kata Tom Martin, senior portfolio manager Globalt Investment.
Kemenangan Biden dengan Demokrat yang menguasai Senat artinya akan ada stimulus fiskal lebih besar daripada yang disepakati Senat Republik saat ini.
Baca Juga: Menganalisa realisasi neraca dagang Indonesia periode September
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News