Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak naik pada Senin (21/10), memulihkan sebagian dari penurunan lebih dari 7% pekan lalu.
Akibat kekhawatiran terhadap permintaan di China, importir minyak terbesar di dunia, dan meredanya kekhawatiran mengenai potensi gangguan pasokan di Timur Tengah.
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik US$1,16 atau 1,6%, menjadi US$74,22 per barel pada pukul 10:36 GMT.
Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga naik US$1,32 atau 1,9%, menjadi US$70,54 per barel.
Baca Juga: IEA Memperkirakan Pasokan Minyak Surplus, Permintaan China Melemah di 2025
Pekan lalu, Brent turun lebih dari 7% dan WTI kehilangan sekitar 8%. Ini merupakan penurunan mingguan terbesar sejak 2 September, disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi di China dan berkurangnya premi risiko di Timur Tengah.
Pada hari Senin, China memangkas suku bunga pinjaman acuan, sesuai dengan ekspektasi, sebagai bagian dari paket stimulus yang lebih luas untuk menghidupkan kembali perekonomian.
Data pada hari Jumat menunjukkan bahwa ekonomi China tumbuh pada laju paling lambat sejak awal 2023 di kuartal ketiga, meningkatkan kekhawatiran terhadap permintaan minyak.
Tonton: Harga Pangan di DKI Jakarta 21 Oktober 2024: Harga Cabai dan Minyak Goreng Naik
CEO Saudi Aramco, dalam sebuah konferensi energi di Singapura pada Senin, menyatakan bahwa dia masih "cukup optimis" terhadap permintaan minyak di China mengingat dukungan kebijakan yang ditingkatkan untuk mendorong pertumbuhan serta meningkatnya permintaan bahan bakar jet dan liquid-to-chemicals.
"Tensi geopolitik di Timur Tengah dan komentar positif mengenai permintaan minyak dari CEO Aramco kemungkinan mendukung kenaikan harga minyak," kata Giovanni Staunovo, analis UBS.
Administrasi Informasi Energi AS melaporkan pada hari Jumat bahwa produksi minyak mingguan AS naik 100.000 barel per hari (bph) menjadi rekor 13,5 juta bph selama pekan yang berakhir pada 11 Oktober.
Baca Juga: Israel Ancam Menyerang Unit Keuangan Hizbullah di Seluruh Lebanon
Sementara itu, utusan AS Amos Hochstein akan mengadakan pembicaraan dengan pejabat Lebanon di Beirut pada Senin mengenai syarat-syarat gencatan senjata antara Israel dan Hezbollah, menurut dua sumber yang berbicara kepada Reuters.
Setelah Israel memperluas serangan udara terhadap aset keuangan kelompok tersebut pada malam sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News