kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Harga minyak dunia mulai melambung, simak saham emiten minyak rekomendasi analis


Minggu, 20 Desember 2020 / 14:47 WIB
Harga minyak dunia mulai melambung, simak saham emiten minyak rekomendasi analis
ILUSTRASI. AKR Corporindo Foto:Dok.AKR Corporindo


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Noverius Laoli

Sementara untuk sentimen negatif yang mungkin membayangi adalah soal efektivitas vaksin Covid-19. Jika ternyata vaksin tidak teruji efektif maupun tidak berhasil mempercepat aktivitas ekonomi, hal ini berpotensi menahan laju penguatan harga minyak dunia.

Dari beberapa emiten sektor perminyakan, Sukarno mengaku menjagokan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA). Menurut Sukarno, keunggulan AKRA dibanding yang lain adalah punya banyak diversifikasi bisnis. Hal ini membuat AKRA tidak terlalu bergantung terhadap harga minyak sehingga dari sisi pendapatan pun akan cenderung lebih stabil.

Dari sisi fundamental, hal ini terlihat dari kemampuan AKRA yang masih membukukan pertumbuhan laba walaupun pendapatan menurun. Dari rasio EBITDA, AKRA  juga mengalami peningkatan kembali, yang sebelumnya terjadi penurunan margin EBITDA sejak 2017.

Baca Juga: IHSG berpeluang menguat, cermati rekomendasi saham untuk perdagangan hari ini (16/12)

“Efisiensi yang dilakukan pun membuat rasio profit AKRA kembali meningkat. Kumulatif 9M20 rasio GPM menjadi 10.63% dari 8.50%, EBITDA margin menjadi 8.57% dari 6.33%, OPM menjadi 6.76% dari 4.75%, lalu NPM pun menjadi 4.8% dari 3.74%. Ditambah secara valuasi tergolong masih undervalue karena dilihat dari average 5Y baik itu PE, EV/Ebitda dan PBV kondisi saat ini di bawah rata-rata dan masih di standar deviasi -1,” ungkap Sukarno.

Sukarno menambahkan, alasannya menjagokan AKRA dikenakan aspek kepemilikan di publik. Ia membandingkan AKRA dengan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG).

ENRG secara kinerja memang bagus serta punya valuasi sangat murah. Hanya saja, kepemilikan di publiknya sudah di atas 60% jadi potensi kenaikan tidak akan maksimal meskipun valuasinya super diskon. Berbeda dengan AKRA, di mana kepemilikan publik masih di 38%.

Sementara analis Valbury Sekuritas Indonesia Budi Rustanto dalam risetnya 2 November menuliskan, salah satu yang menjadi katalis positif untuk AKRA adalah proyeksi profitabilitas AKRA yang bisa meningkat setelah bekerjasama dengan British Petroleum (BP) untuk memperkuat pasar bahan bakar ritel.

Baca Juga: BEI luncurkan indeks ESG Leaders, ini daftar sahamnya



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×