Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak dunia melonjak 1% lebih pada perdagangan Selasa (4/5) setelah pasar saham Amerika Serikat (AS) mencatat kenaikan. Kenaikan ini berhasil mengangkat kembali harga minyak mentah Brent dari level terendah selama empat bulan terakhir.
Mengutip Reuters, pasar saham AS menguat hampir 2% setelah Gubernur The Federal Reserve AS Jerome Powel memberi sinyal terbuka kemungkinan penurunan suku bunga. Kemudian disusul permintaan China untuk berdialog dengan AS dalam menyelesaikan sengketa perdagangan.
Harga minyak Brent Futures naik 69 sen atau 1,1% menjadi US$ 61,97 per barel. Benchmark global turun ke US$ 60,21 di awal sesi perdagangan, terendah sejak 29 Januari 2019.
Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 23 sen atau 0,4% menjadi US$ 53,48, naik lebih dari satu dolar dari sesi terendahnya.
Kenaikan tajam harga minyak dipangkas dengan perubahan tren harga WTI futures setelah persediaan minyak mentah AS secara tak terduga naik 3,5 juta barel pekan lalu menjadi 478 juta.
Sejumlah analis dalam jajak pendapat yang dilakukan Reuters memperkirakan penarikan minyak mentah 800.000 barel jelang laporan minyak mingguan dari Administrasi Informasi Energi AS (EIA) pada pukul 10.30 pagi EDT, Rabu.
“Tidak ada kekurangan persediaan minyak mentah. Kecuali kita melihat penurunan persediaan secara keseluruhan, harga minyak mentah dan produk akan tetap di bawah tekanan, ”kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates di Houston, mencatat kenaikan harga minyak pada Selasa dipicu oleh reli pasar saham.
Pada hari Senin, Brent ditutup pada level terendah sejak 28 Januari dan WTI menetap pada level terendah sejak 12 Februari.
Pasar minyak telah terbebani di awal sesi oleh kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan global dan komentar dari produsen minyak utama Rusia bahwa mereka akan menentang perpanjangan pemotongan bersama dengan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak sampai akhir tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News