kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.560.000   -8.000   -0,51%
  • USD/IDR 16.275   10,00   0,06%
  • IDX 6.957   -60,21   -0,86%
  • KOMPAS100 1.029   -10,26   -0,99%
  • LQ45 801   -9,74   -1,20%
  • ISSI 211   -1,07   -0,51%
  • IDX30 411   -4,25   -1,02%
  • IDXHIDIV20 490   -6,86   -1,38%
  • IDX80 118   -1,07   -0,90%
  • IDXV30 122   -1,31   -1,07%
  • IDXQ30 136   -1,57   -1,14%

Harga Minyak Dunia Melonjak Senin (13/1), Brent ke US$80,96 dan WTI ke US$77,87


Senin, 13 Januari 2025 / 19:38 WIB
Harga Minyak Dunia Melonjak Senin (13/1), Brent ke US$80,96 dan WTI ke US$77,87
ILUSTRASI. Harga minyak mentah memperpanjang kenaikan untuk sesi ketiga berturut-turut pada Senin (13/1), dengan minyak mentah Brent melampaui US$80 per barel, tertinggi dalam lebih dari empat bulan. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Harga minyak mentah memperpanjang kenaikan untuk sesi ketiga berturut-turut pada Senin (13/1), dengan minyak mentah Brent melampaui US$80 per barel, tertinggi dalam lebih dari empat bulan.

Kenaikan ini dipicu oleh sanksi Amerika Serikat (AS) yang lebih luas terhadap minyak Rusia dan dampak yang diharapkan pada ekspor ke pembeli utama seperti India dan China.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik US$1,20 atau 1,5% menjadi US$80,96 per barel pada pukul 10:22 GMT, setelah mencapai level tertinggi sejak 27 Agustus di US$81,49.

Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), naik US$1,30 atau 1,7%, menjadi US$77,87 per barel setelah mencapai level tertinggi sejak 15 Agustus di US$78,58.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Melonjak, India dan China Terancam Krisis Energi

Baik Brent maupun WTI telah naik sekitar 6% sejak 8 Januari, melonjak pada Jumat setelah Departemen Keuangan AS menerapkan sanksi lebih luas terhadap minyak Rusia.

Sanksi ini mencakup produsen Gazprom Neft dan Surgutneftegaz, serta 183 kapal yang mengangkut minyak Rusia, untuk menargetkan pendapatan yang digunakan Moskow dalam pendanaan perang dengan Ukraina.

Ekspor minyak Rusia diperkirakan akan sangat terganggu oleh sanksi baru ini, memaksa China dan India mencari pasokan minyak dari Timur Tengah, Afrika, dan Amerika, yang pada akhirnya akan mendorong kenaikan harga dan biaya pengiriman, menurut para pedagang dan analis.

"Ada kekhawatiran nyata di pasar tentang gangguan pasokan. Skenario terburuk untuk minyak Rusia tampaknya menjadi kenyataan," kata analis PVM, Tamas Varga.

"Namun, masih belum jelas apa yang akan terjadi setelah Donald Trump menjabat pekan depan."

Baca Juga: Harga Minyak Berpotensi Melampaui US$ 85 Per Barel, Terdorong Sanksi AS ke Rusia

Sanksi ini mencakup periode transisi hingga 12 Maret, sehingga gangguan besar mungkin belum terjadi, tambah Varga.

Goldman Sachs memperkirakan kapal-kapal yang terkena sanksi baru mengangkut 1,7 juta barel per hari (bph) minyak pada 2024, atau 25% dari ekspor Rusia.

Bank ini semakin mengharapkan proyeksi rentang harga Brent sebesar US$70-US$85 akan cenderung naik, tulis analis dalam sebuah catatan.

Ekspektasi pasokan yang lebih ketat juga mendorong spread bulanan Brent dan WTI ke backwardation terluas sejak kuartal ketiga 2024.

Backwardation adalah struktur pasar di mana harga saat ini lebih tinggi daripada harga di bulan-bulan mendatang, menunjukkan pasokan yang ketat.

Analis RBC Capital Markets menyatakan bahwa penggandaan jumlah kapal tanker yang dikenai sanksi karena mengangkut minyak Rusia dapat menjadi masalah logistik besar yang memengaruhi aliran minyak mentah.

Baca Juga: Impor Minyak Mentah China Turun pada 2024, Pertama dalam Dua Dekade

"Tidak ada yang akan menyentuh kapal-kapal yang masuk dalam daftar sanksi atau mengambil posisi baru," kata Igho Sanomi, pendiri pedagang minyak dan gas Taleveras Petroleum.

"Pasokan Rusia akan terganggu, tetapi kami tidak melihat ini berdampak signifikan karena OPEC memiliki kapasitas cadangan untuk mengisi kekosongan pasokan tersebut."

Kartel OPEC+ yang mencakup Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan kelompok produsen yang dipimpin Rusia, saat ini menahan 5,86 juta barel per hari, sekitar 5,7% dari permintaan global.

Banyak kapal tanker yang tercantum dalam sanksi terbaru digunakan untuk mengangkut minyak ke India dan China setelah sanksi Barat sebelumnya dan batas harga yang diberlakukan oleh negara-negara Kelompok Tujuh pada 2022 mengalihkan perdagangan minyak Rusia dari Eropa ke Asia.

Beberapa kapal juga digunakan untuk mengangkut minyak dari Iran, yang juga dikenai sanksi.

Baca Juga: Harga Minyak Capai Level Tertinggi Lebih dari 3 Bulan, Sanksi AS Hantam Ekspor Rusia

"Putaran terakhir sanksi OFAC (Kantor Pengawasan Aset Asing AS) yang menargetkan perusahaan minyak Rusia dan sejumlah besar kapal tanker akan berdampak signifikan, terutama bagi India," kata Harry Tchilinguirian, kepala riset di Onyx Capital Group.

Analis JPMorgan mengatakan, Rusia masih memiliki ruang untuk bermanuver meskipun ada sanksi baru, tetapi pada akhirnya akan membutuhkan kapal tanker yang tidak dikenai sanksi atau menawarkan minyak mentah di harga US$60 per barel atau lebih rendah untuk menggunakan asuransi Barat sebagaimana diatur oleh batas harga Barat.

Selanjutnya: Apakah Air Kelapa Aman untuk Penderita Diabetes? Berikut Faktanya!

Menarik Dibaca: Apakah Air Kelapa Aman untuk Penderita Diabetes? Berikut Faktanya!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×