Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
Pada awal pekan ini, Jerman melaporkan bahwa infeksi virus corona baru meningkat secara eksponensial setelah langkah awal untuk pelonggaran lockdown dilakukan. Di tempat lain, Wuhan, pusat wabah di China, melaporkan ada kelompok infeksi baru sejak lockdown kota itu dicabut sebulan yang lalu.
Hal yang sama juga terjadi di Korea Selatan yang memperingatkan gelombang kedua virus itu pada hari Minggu (10/5) yang muncul dari klub malam di kawasan Itaewon.
Sebelumnya, harga minyak mendapat sokongan setelah seorang pejabat kementerian energi Arab Saudi mengatakan bahwa pemerintah sudah meminta perusahaan minyak nasional, Saudi Aramco, untuk kembali memangkas produksi minyak mentahnya untuk bulan Juni sebanyak 1 juta barel per hari.
Baca Juga: Arab Saudi akan menambah pemangkasan produksi minyak sebanyak 1 juta barel per hari
"Hasil positif utama dari pemotongan tambahan ini adalah dapat menghindari penuhnya tanki penyimpanan global jika permintaan tidak meningkat seperti yang diharapkan," kata analis pasar minyak senior Rystad Energy Paola Rodriguez Masiu.
Adanya tambahan pengurangan ini di atas pakta yang sudah disepakati Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen sekutu, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, untuk memotong produksi sekitar 10 juta barel per hari mulai 1 Mei dalam upaya untuk mendukung harga.
"Ini adalah keseimbangan antara pengurangan produksi OPEC versus kekhawatiran tentang kemungkinan gelombang kedua coronavirus," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group.
Pemerintah Kazakhtan menandatangani sebuah dekrit untuk memangkas produksi minyak mulai Mei dan seterusnya sejalan dengan kesepakatan yang disepakati bulan lalu oleh kelompok produsen OPEC+, empat sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Reuters.
Baca Juga: Lockdown melonggar, harga batubara berpotensi menguat
Di Amerika Serikat, kekhawatiran bahwa negara tersebut kehabisan ruang penyimpanan minyak mengirim harga WTI ke wilayah negatif bulan lalu, mendorong beberapa produsen AS untuk mengendalikan output.
Jumlah rig minyak dan gas yang beroperasi di produsen minyak terbesar di dunia turun menjadi 374 di pekan yang berakhir 8 Mei. Berdasarkan data Baker Hughes Co, ini jadi rekor terendah sejak tahun 1940.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News