kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.198.000   7.000   0,32%
  • USD/IDR 16.704   -32,00   -0,19%
  • IDX 8.123   23,91   0,30%
  • KOMPAS100 1.123   -0,15   -0,01%
  • LQ45 802   -0,17   -0,02%
  • ISSI 282   -0,15   -0,05%
  • IDX30 421   -0,29   -0,07%
  • IDXHIDIV20 479   -0,99   -0,21%
  • IDX80 124   0,62   0,50%
  • IDXV30 134   -0,24   -0,18%
  • IDXQ30 132   -0,41   -0,31%

Harga Minyak dan Gas Alam Dunia Menguat, Bagaimana Nasib Emiten Migas?


Senin, 29 September 2025 / 20:50 WIB
Harga Minyak dan Gas Alam Dunia Menguat, Bagaimana Nasib Emiten Migas?
ILUSTRASI. Penguatan harga minyak mentah dan gas alam yang terjadi belakangan ini menjadi angin segar bagi emiten-emiten produsen migas. REUTERS/Todd Korol


Reporter: Dimas Andi | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan harga minyak mentah dan gas alam yang terjadi belakangan ini menjadi angin segar bagi emiten-emiten produsen migas.

Mengutip Trading Economics, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) sebenarnya mengalami pelemahan 0,96% ke level US$ 65,08 per barel pada Senin (29/9/2025) pukul 18.55 WIB. Namun, dalam sepekan terakhir, harga minyak WTI telah bergerak naik 4,38%. Harga komoditas ini juga tumbuh 1,56% dalam sebulan terakhir.

Harga minyak mentah Brent juga terkoreksi 1,63% ke level US$ 68,99 per barel pada hari ini. Dalam sepekan terakhir, harga minyak Brent tumbuh 4,21%. Sedangkan dalam sebulan terakhir, harga minyak tersebut naik 3,03%.

Harga gas alam juga turun 1,98% ke level US$ 3,14 per MMBTU. Walau begitu, harga gas alam melesat 13,39% dalam sepekan terakhir dan 6,16% dalam sebulan terakhir.

Baca Juga: Begini Plus Minus Pelemahan Harga Minyak Dunia Bagi Emiten Petrokimia

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan, kelangsungan usaha emiten produsen hulu migas sangat bergantung pada dinamika harga komoditas energi seperti minyak mentah dan gas alam. Alhasil, lonjakan harga kedua komoditas ini menjadi sentimen positif bagi prospek kinerja fundamental emiten migas dalam jangka pendek. 

"Kenaikan harga minyak dan gas akan berpengaruh positif pada aktivitas produksi," ujar dia, Senin (29/9/2025).

Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan menilai, kenaikan harga komoditas energi akan berdampak langsung pada peningkatan pendapatan seiring adanya tambahan volume produksi maupun margin yang lebih lebar. Terlebih lagi, sebagian besar emiten migas menerapkan kontrak dengan skema cost recovery atau bagi hasil, sehingga emiten tersebut sangat sensitif terhadap harga jual.

"Potensi peningkatan aktivitas produksi juga terbuka, karena pada harga yang lebih tinggi, proyek-proyek marginal atau cadangan yang sebelumnya tidak ekonomis bisa mulai diaktifkan," ungkap Ekky, Senin (29/9/2025).

Momentum kenaikan harga minyak mentah dan gas alam juga bisa mendorong emiten untuk kembali berekspansi. Upaya seperti akuisisi kepemilikan blok-blok migas baru menjadi lebih masuk akal, terutama jika cadangan eksisting mulai menurun. 

Baca Juga: Menilik Prospek Kinerja Emiten Energi di Tengah Impor Minyak AS

Hal ini telah dilakukan oleh PT Medco Energy Tbk (MEDC) yang mengakuisisi 45% hak partisipasi dan operator di Blok Sakakemang dan South Sakakemang pada September 2025 dengan nilai total sekitar Rp 1,47 triliun atau sekitar US$ 90 juta. Selain itu, ada PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) yang sukses dengan eksplorasi lanjutannya di Blok Kampar.

"Kinerja keuangan emiten bisa terdorong dari kenaikan volume dan monetisasi cadangan baru, terlebih jika infrastruktur sudah tersedia atau bisa dioptimalkan dari akuisisi sebelumnya," imbuh Ekky.

Baik Ekky maupun Nafan sepakat, biar bagaimanapun harga minyak mentah maupun gas alam dunia masih rawan berbalik arah atau bergerak volatil. Pergerakan komoditas energi ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan geopolitik, cuaca di area produksi, hingga perubahan suplai dan permintaan global, termasuk dari negara-negara anggota OPEC+.

Tantangan lain yang perlu diwaspadai oleh emiten migas adalah biaya operasional dan logistik yang tinggi, perubahan regulasi, sampai kebutuhan investasi yang besar untuk eksplorasi dan produksi.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Melemah, Bagaimana Nasib Emiten Migas?

Ekky menyebut saham MEDC, PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), dan PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) dapat dipertimbangkan oleh investor yang hendak melirik sektor migas. MEDC dipandang sebagai salah satu emiten dengan aset yang paling terdiversifikasi dan eksposur gas yang besar. Ekky menargetkan harga saham MEDC dalam jangka menengah berada di kisaran Rp1.500--1.600 per saham. 

Saham RAJA memiliki momentum teknikal yang cukup kuat dengan fokus pada distribusi gas dan infrastruktur Liquefied Natural Gas (LNG). Harga saham RAJ ditargetkan bisa ke level Rp 4.000 per saham dalam jangka menengah.

Adapun harga saham RATU diproyeksikan mencapai level Rp 9.300 per saham dalam jangka panjang. RATU termasuk saham berkapitalisasi kecil dengan eksposur terbatas, sehingga cocok untuk trader spekulatif.

Di sisi lain, Nafan merekomendasikan akumulasi beli saham RAJA khususnya dengan entry area di kisaran Rp 2.750--2.850 per saham. Saham RAJA ditargetkan menembus level Rp 2.910--3.730 per saham.

Selanjutnya: Inalum Tunda Rencana IPO, Masih Tunggu Arahan Danantara

Menarik Dibaca: IHSG Rawan Terkoreksi, Cek Rekomendasi Saham MNC Sekuritas (30/9)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×