Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak diperkirakan terus memanas. Dinamika geopolitik masih menjadi pemicunya.
Analis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer mengatakan, keputusan OPEC+ mempertahankan pemangkasan produksi hingga kuartal kedua mendorong harga minyak dunia.
Ia memperhatikan, kekhawatiran akan melemahnya permintaan dan rekor produksi Amerika Serikat (AS) yang tinggi menjadi faktor keseimbangan terhadap ekspektasi pasokan yang ketat.
Selain itu, situasi geopolitik di Timur Tengah masih menjadi faktor utama yang mempengaruhi harga minyak dunia. Dus, Andrew menilai saat ini belum ada perubahan signifikan yang mempengaruhi harga minyak secara drastis.
Baca Juga: Harga Minyak Naik, Didukung Perpanjangan Pembatasan Produksi OPEC+
Pada Senin (4/3) pukul 10.47, harga minyak WTI berada di level US$ 79,96 per barel dan minyak brent di US$ 83,56 per barel.
"Ketidakpastian geopolitik dan permasalahan produksi di beberapa wilayah produsen minyak utama menjadi faktor utama yang akan terus memengaruhi harga minyak ke depan," tulisnya dalam riset, Senin (4/3).
Di sisi lain, kenaikan harga minyak sempat tertahan oleh seruan gencatan senjata Israel-Hamas oleh Wakil Presiden AS Kamala Harris.
Namun, ekspektasi pasokan yang lebih ketat dan optimisme atas penurunan suku bunga AS tetap mendukung sentimen pasar minyak.
"Pasar tetap dalam tren peningkatan yang kuat selama dua minggu terakhir, memperlihatkan keyakinan terhadap kondisi pasar yang lebih ketat tahun ini," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News