kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak Brent tembus US$ 40 setelah kemenangan Biden


Senin, 09 November 2020 / 13:04 WIB
Harga minyak Brent tembus US$ 40 setelah kemenangan Biden
ILUSTRASI. Harga minyak Brent untuk pengiriman Januari 2021 naik 2,56% menjadi US$ 40,46 per barel.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak naik lebih dari 2% pada hari Senin. Kontrak berjangka Brent naik di atas $ 40 per barel setelah Joe Biden merebut kursi kepresidenan Amerika Serikat (AS) dan meningkatkan selera risiko. Kemenangan Biden mengimbangi kekhawatiran tentang dampak pada permintaan dari memburuknya pandemi virus corona. 

Harga minyak Brent untuk pengiriman Januari 2021 naik 2,56% menjadi US$ 40,46 per barel pada pukul 12.53 WIB, Senin (9/11). Harga minyak West Texas Intermediate AS untuk pengiriman Desember berada di US$ 38,14 per barel, menguat 2,69%.

Minyak pulih dari penurunan 4% pada hari Jumat. Harga minyak menguat bersama dengan pasar keuangan lainnya setelah Biden muncul sebagai pemenang dalam pemilihan presiden AS pada hari Minggu. Sementara itu, dolar melemah, meningkatkan harga komoditas dalam greenback karena menjadi lebih terjangkau bagi investor yang memegang mata uang lain.

"Perdagangan pagi ini lebih berani menghadapi risiko, mencerminkan peningkatan kepercayaan bahwa Joe Biden akan menduduki Gedung Putih, tetapi Partai Republik akan mempertahankan kendali Senat," Michael McCarthy, kepala strategi pasar di CMC Markets di Sydney kepada Reuters.

Baca Juga: Gunung Merapi akan meletus, BNPB minta empat pemda perhatikan ini

"Hasilnya ideal dari sudut pandang pasar. Tidak ada pihak yang mengontrol Kongres, jadi perang perdagangan dan pajak yang lebih tinggi sebagian besar tidak menjadi agenda," imbuh dia.

Presiden terpilih AS Biden dan timnya sedang bekerja untuk mengatasi krisis kesehatan yang memburuk. AS menjadi negara pertama yang melampaui 10 juta infeksi COVID-19, menurut penghitungan Reuters pada hari Minggu.

"Akan ada beberapa dampak selanjutnya," kata ekonom OCBC Howie Lee, meningkatkan kemungkinan lockdown AS di bawah kepemimpinan Biden.

Secara terpisah, produksi minyak AS akan naik karena produsen memanfaatkan tumpukan sumur bor yang belum diselesaikan untuk meningkatkan produksi. Menurut Baker Hughers, jumlah rig minyak dan gas yang beroperasi di AS naik dalam delapan minggu berturut-turut hingga pekan lalu.

Baca Juga: Tengah siang, harga emas spot masih bergerak naik menjadi US$ 1.963,27 per ons troi

Anggota utama OPEC waspada terhadap tindakan pelonggaran Biden baik di Iran atau Venezuela di tahun-tahun mendatang. Ini dapat berarti peningkatan produksi yang akan mempersulit penyeimbangan pasokan dengan permintaan.

Analis ING mengatakan, kembalinya pasokan minyak Iran lebih mungkin terjadi pada akhir 2021 atau pada 2022. OPEC+ saat ini memangkas produksi sekitar 7,7 juta barel per hari untuk menyeimbangkan pasar minyak global.

Sementara China, importir minyak mentah terbesar dunia, membukukan penurunan 12% pada impor Oktober dibandingkan dengan September.

Lee mengatakan, data impor China ini bisa menjadi pemberat untuk pasar komoditas global. "China mungkin mendekati pengurangan impor komoditas mentah mengingat jumlah stok yang dimilikinya," ujar Lee.

Namun, beberapa analis memperkirakan impor akan naik hingga 2021 setelah pemerintah China meningkatkan kuota sebesar 20%.

Baca Juga: Pemilu AS & data PDB Indonesia sudah lewat, ini saham pilihan Mirae Asset Sekuritas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×